Otomotifnet.com - Gaes, oli transmisi matik mobil bekas kesayangan kalian jarang diganti?
Waspada, bahaya ini mengincar transmisi matik mobil kalian lho.
Banyak pemilik mobil matik mengeluhkan transmisi menjadi kasar dan ada gejala jedug.
Penyebab transmisi matik menjadi kasar dan gejala jedug ada beberapa hal nih gaes.
"Pemilik mobil yang biasa kerja di Jakarta itu kan sering kena macet, untuk itu mereka harus memperhatikan betul kondisi oli transmisi," terang Apuy dikutip dari Otoseken.id.
Apuy ini adalah Owner dari spesialis transmisi matik Sakira Abadi Motor, Tangerang.
Tranmisi matik punya unit yang mengontrol hidrolik (hydrolic control unit).
Komponen ini berfungsi untuk mengontrol transmisi otomatis memakai tekanan dari pompa oli.
Yap, oli transmisi menjadi nyawa transmisi matik, karena transmisi otomatis sangat mengandalkan tekanan oli.
Oli yang jarang diganti dapat menimbulkan endapan dan menyisakan residu.
Ini membuat kinerja transmisi tidak optimal sehingga muncul gejala transmisi menjadi kasar dan timbul jedug-jedug.
Disarankan untuk ganti oli transmisi mengikuti manual book yang sudah disediakan pabrikan mobil.
Contoh Suzuki Ertiga, penggantian oli tranmisi matik setiap 40 ribu kilometer atau 24 bulan.
Toyota Avanza di interval 80 ribu kilometer atau 48 bulan.
Anda juga bisa mengecek kualitas oli transmisi menggunakan dipstik oli transmisi yang berada di ruang mesin.
Biasanya, oli transmisi yang masih bagus berwarna merah dan ada wanginya.
Kalau oli transmisi yang sudah gelap dan berbau seperti kebakaran, itu udah waktunya digant.
Baca Juga: Perlu Tahu, Ini Akibat Campur-campur Air Radiator di Mobil Bekas