Transmisi Matic CVT Bunyi Jedug Saat Pindah Gigi, Ini Biang Keroknya

Andhika Arthawijaya - Selasa, 14 Mei 2024 | 07:00 WIB

Ilutsrasi transmisi CVT Honda HR-V SE (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Baru-baru ini adalah salah satu pengguna mobil bertransmisi otomatis jenis CVT (Continuously Variable Transmission), mengeluhkan munculnya bunyi ‘jedug’ saat tuas transmisi Honda HR-V keluaran 2017 miliknya digeser untuk pindah gigi.

Tentunya hal tersebut sangat mengganggu kenyamanan, dan memunculkan kekhawatiran akan kerusakan yang lebih parah pada transmisinya.

“Padahal saya memindahkan transmisinya secara pelan-pelan, tetapi bunyi ‘jedug’ tetap masih ada,” tulis Ozan via surat elektronik ke redaksi OTOMOTIF.

Soalnya tahu sendiri kan, transmisi matic jenis CVT ini kalau rusak perbaikannya tidak murah.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Cara Menyetir Mobil Matic di Tanjakan, Bikin Transmisi Awet Juga

Bahkan kalau di bengkel resmi biasanya disarankan untuk ganti transmisi utuh atau assy, yang banderolnya puluhan juta.

Lantas apa yang menyebabkan transmisi CVT bisa muncul suara ‘jedug’ atau istilahnya kayak nyangkut saat pindah gigi?

Menurut beberapa pakar otomotif yang sempat Otomotifnet.com tanyakan perihal masalah ini, umumnya bunyi ‘jedug’ tadi muncul akibat buruknya kondisi oli transmisi yang sedang dipakai.

“Biasanya olinya lama tidak diganti, sehingga membuat pressure atau tekanan oli di dalam girboksnya menurun,” bilang Ferry Titus, punggawa bengkel Protuning di Bumi Serpong Damai (BSD), Rawa Buntu, Serpong Sub-District, Tangerang.

Melemahnya tekanan oli tersebut membuat kinerja sistem clutch release-nya jadi tidak optimal.

Ibarat transmisi manual mau pindah gigi, tapi koplingnya tidak diinjak full, sehingga terasa masih nyangkut.

Nah, dropnya tekanan oli matic tadi bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

“Bisa karena tekanan pompa matiknya bermasalah, atau ada kebocoran pada sistem hidroliknya,” terang Sumarno, juragan bengkel Masmun Sukses Motor di Wonogiri, Solo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Baru Tahu, Ternyata Penggantian Oli Transmisi CVT Lebih Cepat Karena Hal Ini

Adventure Rabbi
Awas body valve bisa rusak karena jarang ganti oli transmisi matik mobil

Pria yang pernah jadi trainer mekanik di salah satu pabrikan mobil Jepang ini lantas menganjurkan untuk memeriksa tekanan pompa oli maticnya.

“Jika tekanan pompanya bagus, coba lakukan juga scan ECU transmisinya, apakah muncul DTC (Diagnostic Trouble Code) atau tidak.”

“Bila hasil scan tidak muncul DTC, artinya permasalahan bukan dari sensor transmisinya. Bisa jadi karena ada kebocoran pada sistem hidrolis,” jelasnya lagi.

Jika kondisinya demikian, maka mau tak mau harus lakukan overhoul transmisinya, untuk pemeriksaan lebih mendalam dan dilakukan perbaikan pada komponen yang bermasalah.

Dan pastinya akan butuh biaya yang tidak sedikit tuh buat ongkos bongkar dan penggantian partnya.

Nah, agar tidak mengalami hal tersebut, untuk pemilik mobil matic jenis CVT, sangat dianjurkan untuk melakukan penggantian oli matic tepat waktu.

“Paling aman setiap 20.000 km kuras oli maticnya deh, bakal awet transmisinya,” yakin Ferry.

Pasalnya oli matic yang lama tidak diganti, menurut Chandra dari bengkel spesialis Sentra Otomotif di Jelambar, Jakarta Barat, akan membuat viskositas oli jadi menurun.

Baca Juga: Ganti Oli Transmisi Matik Boleh Ditap Manual Atau Harus Pakai Alat Flushing?

Rudy Hansend/GridOto.com
Ilustrasi kuras oli matik

Hal ini akan berdampak melemahkan pressure atau tekanan oli dari body valve.

Tuh sob, jadi perhatikan benar ya jadwal penggantian oli matic mobil Anda!