“Semakin cepat penyebaran api tadi, maka akan semakin baik. Proses pembakaran (campuran) BBM yang maksimal, adalah salah satu kunci untuk mencapai performa mesin yang optimal.”
“Jadi tidak ada bahan bakar yang terbuang, semua terbakar dengan sempurna,” bebernya.
Nah, untuk mendapatkan semua itu, material yang digunakan pada busi punya peran penting.
Ia lantas menunjukkan video pengujian dua macam busi, yaitu busi NGK standar (OEM) dengan NGK G-Power yang center electrode-nya menggunakan material logam mulia, yaitu platinum.
Baca Juga: Biar Terhindar Dapat Busi Palsu NGK, Paling Aman Belinya Di Bengkel Bertanda Ini
Dalam video tersebut diperlihatkan gambaran penyebaran api atau kecepatan rambatnya di dalam ruang bakar.
Tampak kecepatan rambat api ketika menggunakan busi NGK G-Power lebih cepat dibanding busi standar berbahan nickel.
Kenapa bisa demikian? “Alasan pertama adalah karena center electrode-nya berbeda. Pada busi standar menggunakan bahan nickel dengan diameter 2,0 mm. Sedangkan pada NGK G-Power berbahan dasar platinum dengan diemeter 0,6 mm,” jelas Aji lagi.
Nah, dengan diameter center electrode yang lebih kecil, lanjutnya, akan membuat pengapian jadi lebih fokus dan presisi.
Alasan kedua kata Aji adalah ground electrode. “Pada busi standar berbentuk kotak persegi, sedangkan di G-Power bentuknya trapezium.”
“Bentuk seperti ini (trapezium) memperkecil adanya hambatan, sehingga dapat menghasilkan penyebaran api yang lebih cepat,” tambahnya.
Efeknya tentu akan membuat pembakaran jadi lebih sempurna, sehingga bukan saja dapat meningkatkan performa mesin, tepi juga akan membuat efisiensi bahan bakar jadi lebih irit.
Tak hanya itu, lanjutnya, penggunaan material dengan kualitas lebih baik dan tahan suhu tinggi dibanding busi standar, akan membuat pemakaian busi bisa lebih panjang.
Misalnya kalau pakai busi standar berbahan nickel di motor hanya bisa sampai 10.000 km, maka jika pakai busi performance kayak NGK G-Power bisa dua kali lipatnya, bahkan lebih.