Dari segi lingkungan, tim merancang daur ulang bahan semikonduktor untuk komponen mobil yang memberikan dampak lingkungan sebesar 70 persen.
Sementara itu, tim turut menjalani serangkaian inspeksi teknis baik dari segi elektrik maupun mekanik mobil. Ia mengungkapkan bahwa hal yang paling menantang adalah bagaimana setiap aspek pada mobil memenuhi kriteria yang diharapkan juri.
“Setelah melalui EV Inspection, inspeksi dilanjutkan dengan technical inspection, egress dan driver flag test, tilt test, weight measurement, hingga rain test,” imbuh pria yang kerap disapa Nando ini.
Dirinya menambahkan, mobil besutan timnya yang bernama Anargya EV Mark 4.0 aman dari kebocoran dan tidak terguling di sudut kemiringan ekstrem sebesar 60 derajat pada saat tilt test.
Untuk rain test, mobil bermassa 298 kilogram tersebut dihujani air selama 2 menit dan diobservasi keberfungsian komponennya.
“Kami mengembangkan komponen electrical enclosure dengan membuat perlindungan anti air pada setiap komponen untuk dapat lulus di tahap ini,” ungkap Mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS ini.
Keberhasilan tim Anargya ITS di FSAE Jepang 2024 ini tidak lepas dari kerja keras seluruh anggota tim dan dukungan penuh dari berbagai pihak, terutama pihak ITS yang selalu mendorong inovasi di tingkat internasional.
Ia memandang, kiprah timnya di kompetisi tersebut sebagai motivasi untuk terus berinovasi dan mengharumkan nama ITS serta Indonesia di ajang internasional berikutnya.
Nando mengaku, segala evaluasi dan pengalaman dari FSAE Jepang 2024 menjadi bekal untuk tahun berikutnya. Rangkaian tantangan selama berkompetisi kali ini menguatkan asa juang tim Anargya ITS.
"Bagi kami, perjuangan pada kompetisi ini adalah proses menuju mimpi yang sedang kami wujudkan, dan mimpi itu akan terus kami kejar sampai berhasil," tutupnya.
Baca Juga: Pembalap Nissan Formula E Sebut Sirkuit Ancol Mirip Sirkuit Monaco