Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Modifikasi Honda Brio Satya 2014, Second Transformation

Dimas Pradopo - Selasa, 9 Desember 2014 | 12:03 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Rencana awal membangun Brio untuk 3 keperluan. Di ajang drag race dan turing sudah dibuktikan, tinggal menunggu kejutan terakhir

Jakarta - Janji adalah hutang, pepatah itu dipegang secara serius oleh Andy Haryanto. Saat pertama kali muncul hanya untuk keperluan drag race. Malah setelah ini akan segera bertransformasi menjadi kendaraan kontes. Sesuai janji di awal pertemuan.

Habitat baru, balap turing jelas membutuhkan upgrade kaki-kaki yang cukup banyak. “Untuk mesin hampir sama ketika waktu balap lurus 402 meter, masih menggunakan bawaan Jazz, L15A7, namun ada beberapa penyempurnaan. Buat turing tentu wajib rombak kaki-kaki dan interior,” ujar Anton, owner Under Control di bilangan Bendungan Hilir, Jakpus, yang kebagian tugas menyiapkan tunggangan yang dipiloti oleh Gusti Anom.

Agar kaki-kaki lebih rigid, diperlukan pemasangan under brace, lower arm bar dan stabilizer. Semuanya menggunakan in house product racikan Under Control. Tidak mau gambling, Anton memilih sokbreker lansiran Aragosta yang juga banyak dipakai oleh tim-tim besar untuk balap turing nasional.

“Settingannya lengkap, namun saat instalasi sedikit merepotkan, karena tabung gas nitrogen model terpisah dan dihubungkan dengan slang braided high pressure,” sebut tuner berkacamata tersebut.

Untuk bertarung di kelas Super Touring, tentu tidak bisa hanya bermodal mesin standar bawaan Jazz GE8. Harus ada upgrade supaya tenaga cukup untuk bersaing. Bagian penerus daya juga kena imbas. Gear ratio tipe close buatan M Factory untuk gigi 3, 4, dan 5 membuat power tidak drop banyak ketika perpindahan gigi.

Klep juga turut dibesarkan dengan bikinan Supertec, namun ukurannya masih dirahasiakan. Begitu pula dengan camshaft buatan Jun yang bermarkas di Tokyo, Jepang, dengan durasi 280 derajat untuk intake dan 264 derajat untuk exhaust.

Terakhir untuk memaksimalkan tuning mesin, mempercayakan stand alone ECU. “Variable tuning lebih banyak yang bisa dilakukan lewat stand alone,” ujar Andy yang berdomisili di Pantai Indah Kapuk, Jakut.

Tambahan sebagai alat bantu tuning, wajib hukumnya menggunakan data logger. Jadi kondisi real time mesin dapat terpantau langsung Sangat membantu ketika tuning di trek Sentul.

Kira-kira kapan nih janji ketiga itu dipenuhi? • (otomotifnet.com)

No caption
No credit
No caption
No caption
No credit
No caption

Data modifikasi

Mesin:

- Long Block L15A, i-VTEC
- ECU Stand Alone
- Full System Custom Exhaust
- Final Gear J’s Racing
- Setang Piston K1
- Piston Oversize 50
- Per Klep Supertec
- Klep Supertec
- Camshaft Jun
- Close Gear Ratio M Factory
- Kopling ACT Xtreme
- Mounting Polyurethane
- LSD 1.5 Way
- Saringan Udara HKS
Eksterior:
- Wing J’s Racing Carbon
- Custom Decal Lupromax
- Strap Tow Hook
- Kaca Belakang Polycarbonate
Interior:
- Roll-bar Seamless Under Control
- Jok OMP - Setir OMP
- Seatbelt Sabelt
- Indikator Defi + Autogauge
- Data Logger AEM
Kaki-Kaki:
- Coilover Aragosta 2 Way
- Strutbar Under Control
- Under Carriage Bar Full Under Control
- Ban Advan Neova AD08 195/50ZR15
- Pelek Work 15 Inci

Editor : Dimas Pradopo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa