Pasalnya, Indian tak memberikan angka target penjualan tahunan pada tiga model yang diusungnya. Padahal, biasanya target penjualan dipasang untuk evaluasi di masa mendatang.
"Kami belum bisa menargetkan angka penjualan Indian di Indonesia tahun ini. Mungkin baru tahun depan, kami berani memasang target," buka Maxime Vandereyken, Senior Manager Asia Distribution Polaris Industries (produsen Indian).
Menurutnya, karakter konsumen moge di Asia, termasuk Indonesia itu susah ditebak dan cenderung irasional.
Sebagai contoh, konsumen di Amerika atau Eropa, jika ingin membeli motor pasti butuh pertimbangkan panjang.
"Mereka akan mempersiapkan setidaknya enam bulan sebelum membeli. Seperti memperhitungkan soal budget dan kebutuhan.Lalu banyak-banyak membaca majalah tentang motor dan mengomparasi dengan pesaing. Baru kemudian membeli."
Sedangkan di Asia lebih spontan, asalkan konsumen senang, bisa langsung beli tanpa memikirkan soal kebutuhannya.
"Seperti di Korea Selatan beberapa waktu lalu dimana kami baru merilis Indian dan langsung terjual 10 unit saat itu juga. Padahal banyak dari mereka baru melihat produknya saat itu," pungkasnya.
Seperti diketahui, saat ini Indian baru saja mengaspal resmi di Indonesia. Ada tiga produk yang menjadi andalannya, yakni Chief Classic, Chief Vintage dan Chieftain.
Harga yang ditawarkan untuk tiap model yaitu Rp 799,7 juta di tipe Chief Classic. Lalu Rp 876,7 juta pada Chief Vintage dan yang termahal Rp 942,7 juta pada model Chieftain. Semuanya berstatus On The Road Jakarta. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR