Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Honda Blade, Menang Berkah Riset One Make Fuel

billy - Jumat, 21 Juni 2013 | 14:20 WIB
No caption
No credit
No caption


No caption
No credit
No caption
Sejak penggunan bahan bakar Pertamax digulirkan di seri awal Honda Racing Championship 2013, Arif Margono yang karib disapa Shetep, sudah lebih dulu meriset jeroan mesin Honda Blade yang siap dengan bensin beroktan lebih rendah dari Bensol.

Hasilnya, turun di kelas HRC 4 seri ketiga di sirkuit Kajuruhan, Kajen, Malang, (9/6), pacuan Andi Gilang melesat tanpa tanding di race 1 dan 2 bahkan posisinya cukup jauh meninggalkan para rivalnya.

“Karena pakai Pertamax, makanya kompresi patok di angka 12:1. Buat motor balap, rasio kompresi masih terbilang rendah. Tapi semua demi durability agar mesin tahan hingga finish,” ujar Shetep mekanik tim Honda Daya KYT Federal Oil Walini Showa FIM Golden Bandung.

No caption
No credit
No caption

Lanjut Shetep, untuk mengimbangi kompresi rendah pria ramah ini menerapkan kem durasi 270 derajat buat klep in dan ex split, termasuk durasi rendah biar respon di rpm bawahnya agresif. Namun Shetep merahasiakan ukuran detail karena ubahan masih dianggap belum sempurna dan masih terus direvisi.

“Apalagi buat Andi Gilang yang jagoan rolling speed. Saya pakai porting yang cukup besar biar power di rpm tengah ke atasnya nggak kedodoran. Ubahan dipadu rasio girbox yang cukup rapat pula,” imbuh mekanik yang dikomandoi Pepen Purnama sebagai managernya.

Untuk rasio girboks, Shetep mengaku pakai setingan rasio baru yang komposisinya cukup rapat sejak masuk gigi 1 sampai 4. Apalagi dengan adanya ubahan pada pengunaan bahan bakar, kompresi, durasi. Cuma yang pasti nggak terlalu berat dan buat sirkuit Kajuruhan, Shetep menerapkan gir reduksi 13/38. Pantes nggak ngedrop di tikungan parabolik.


Pertamax mempengaruhi kinerja komponen pengapian, terutama timing yang menurut Shetep mesti diseting lebih tinggi dari bahan bakar oktan tinggi. Namun dari tengah sampai atas kembali turun berkala sampai derajat pengapian 30 derajat.

“Setingannya, mulai rpm 3.000/30 derajat, 4.000/35, 5.000/40, 9.000/40, lalu turun di rpm 10.000/38, 11.000/36, 12.000/34, 12.500/32, 13.000/31, 13.500/30, limiter 14.100,” jelas Shetep yang pilih pakai pengapian BRT.

Sepertinya bukan cuma performa mesin yang bagus tapi Andi juga sudah hafal betul dengan racing line. Nggak ada kendala di trek lurus maupun tikungan balik. (motorplus-online.com) 

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa