Jakarta - Makin banyak penjualan sebuah motor biasanya diiringi membanjirnya komponen aftermarket. Seperti Yamaha New V-Ixion Lightning (NVL) yang sebulan di atas 40 ribu unit, aksesori penunjang banyak dijumpai, salah satunya ya knalpot.
Nih kami tes beberapa produk yang ada di pasaran, yaitu Pro Speed, RX8, OEI Racing dan AHRS. Pengetesan pakai NVL baru standar pabrik, bensin pakai Pertamax. Pengukuran pakai dynamometer Dynojet 250i milik Aerospeed 74, diukur sampai dapat angka stabil dan terbaik.
Bagaimana hasilnya? Yuk disimak!
Knalpot model slip on yang terbagi dalam 3 bagian ini terbilang paling slim, yap silencer Pro Speed paling mungil. Namun performa dan harga enggaklah mungil. Tenaga meningkat paling tinggi namun AFR kering (lihat grafik), “Artinya masih bisa ditingkatkan lagi namun butuh piggyback atau ECU standalone untuk mapping ulang bensin,” terang Bibin, pemilik Aerospeed.
“Tipe MF Series ini harganya Rp 2,3 juta, ujung silencer karbon asli dan punya fitur DB killer yang bisa disetel,” ujar Bie Hau, marketing Pro Speed. Oh iya saat pengetesan DB killer dilepas, karena bertujuan cari tenaga maksimal.
Tampilan RX8 terlihat paling mewah, silencer oval besar dengan ujung motif karbon. Leher dibikin bertingkat dengan las cacing yang rapi. Karena silencer besar, suara pun terbilang paling empuk.
Performa yang ditawarkan tergolong sedang, tenaga dan torsi enggak paling besar namun juga enggak kecil. AFR terlihat mendekati ideal, tapi di atas 7.000 rpm sedikit basah. “RX8 Trioval SS Series Doff ini dijual Rp 1,45 juta, namun November nanti naik harga,” terang Indrawan, marketing RX8.
Merek legendaris yang bermarkas di Depok, Jabar ini mengandalkan knalpot milik Yamaha V-Ixion untuk dipakai di NVL. Salah satunya tipe F4 Vector Free Flow yang punya harga Rp 450 ribu, jelas murah-meriah jika dibanding kompetitor.
Silincer mengotak dengan leher tanpa las-lasan berbahan galvanis krom. Karena bukan khusus untuk NVL, butuh penyesuaian seperti pegangan tengah harus dibengkokkan atau digerinda. “Cuma itu saja yang diubah,” papar Toto, tim marketing AHRS.
Urusan power knalpot ini paling kecil, tapi bicara torsi jadi yang paling besar (lihat tabel). Karakter seperti ini cocok untuk berkendara stop and go.
Buat yang berjiwa nasionalis, cocok pakai knalpot OEI Racing tipe Garuda ini. Model silincer bulat memanjang berbahan stainless steel dan leher knalpot bergaya masa kini, las-lasan model cacing. Bikin tampilan NVL juga terdongkrak.
Knalpot seharga Rp 1,1 juta ini memiliki empat tingkat diameter leher, yakni 32 mm, 35 mm, 38 mm, dan 51 mm dihitung dari diameter luar pipanya. “Power dan torsi jadi lebih baik, suara juga masih nyaman,” terang Ergus, dari OEI Racing. (motor.otomotifnet.com)
OEI Racing : 14,29 dk/8.500 rpm - 12,51 Nm/7.700 rpm
RX8 : 14,08 dk/8.300 rpm - 12,83 Nm/7.200 rpm
AHRS : 13,75 dk/8.200 rpm - 13,02 Nm/6.800 rpm
Editor | : | billy |
KOMENTAR