Sementara stainless steel, moncong karbon benaran. Titanium menyusul
Salah satu produk lokal yang tampilannya setara knalpot luar yaitu R9 atau Racing Generation. Meski wajahnya mewah, namun harganya terjangkau. Tapi, bagaimana power yang dihasilkan?
Untuk menjawab penasaran, mari kita jajal bersama. Apakah punya pengaruh besar selain suara yang macho serta tampilan fisik yang menakjubkan.
Comot produk R9 yang terbaru yaitu New Motegi. Bentuknya yang oval pasti dikira banyak orang knalpot luar. Jadi sangat menarik dilakukan pengetesan. “Moncong belakang knalpot ini dibuat dari karbon betulan. Bukan pelat yang diprinting,” yakin Sjefry Ganie alias Jerry, pemilik merek R9.
Untuk bagian lain, sementara masih dibuat dari stainless steel. Katanya sebentarl lagi bahan titanium akan muncul. Bakal lebih enteng namun harga juga enteng karena diproduksi dalam negeri.
Pengetesan dilakukan pakai dynotest merek Dynojet 250i milik Bintang Racing Team (BRT). Dynojet dianggap presisi dan punya grafik akurat.
Leher knalpot tanpa tembolok. Power lebih gila
Power sangat galak dirasakan sampai 7.500 rpm. Bagus buat akselerasi dan sesuai juga untuk kondisi di jalanan. Realnya memang berada di rpm seitu. Bisa dipastikan jarang lewat dari rpm itu.
“Power puncak yang dihasilkan, knalpot standar bisa tembus di angka 21,82 dk. Sedang pakai R9 naik 1,7 dk,” senang Jerry ketika melihat hasil pengetesan.
Tersedia Model Slip On
Bagi yang mau hemat dan tetap pede mengandalkan leher knalpot standar, silakan pilih yang model half system. Cukup menggunakan silencer milik R9.
Sementara Ninja 250R
Untuk Honda CBR 250R susah menggunakan model slip on seperti ini. Karena leher standar dilas mati dan juga sudah dilengkapi katalis. Apalagi bentuk silencer standar juga tidak beraturan.
Editor | : | billy |
KOMENTAR