Pada kopling basah, dikhawatirkan mengakibatkan selip terutama yang mengandung teflon tinggi
“Karakter mesin motor adalah putaran tinggi, jika pakai pelumas diesel yang karakternya untuk putaran rendah, start-up terasa berat dan tidak bertenaga, apalagi jika digunakan di motor non-matic akan berpotensi selip kopling,” papar Rudy Hartono Husada, Vice President PT Federal Karyatama, produsen Federal Oil.
Hal tersebut tentu berhubungan dengan viskositas oli diesel yang cenderung kental. Di pasaran rata-rata 15W-40, kendati ada juga yang 10W-30 seperti Top 1 HD Plus.
“Efeknya hambatan mesin lebih berat sehingga konsumsi bensin boros dan emisi gas buang juga tinggi, namun kalau sama keencerannya tentu tidak,” imbuh Yus, sapaan Dr. Ing. Tri Yuswidjajanto, Lab Motor Bakar dan Sistem Propulsi Institut Teknologi Bandung (ITB).
Yus pun sepakat dengan Rudi tentang kemungkinan terjadi selip kopling, karena salah satu aditif oli diesel ditujukan untuk antifriction, padahal oli motor terutama yang berkopling basah butuh friksi sehingga kopling enggak selip. “Namun itu hanya awal-awal saja, karena lama-lama aditif itu akan rusak,” lanjut Yus.
Pada uji dyno ternyata beratnya akselerasi mudah ditemukan, seperti diutarakan Sena Ponda, tokoh freestyle yang sedang rajin road show dyno bersama Honda. “Jika pakai oli diesel, grafiknya seperti gergaji karena putaran mesin berat, sehingga ngegasnya pun harus diurut,” terangnya.
Apabila pelumas diesel tersebut digunakan di motor terus-menerus (lebih dari 1.000 Km), maka kelebihan logam Ca/Mg akan mengendap akibat oksidasi menjadi CaSO4/MgSO4, endapan ini akan bersirkulasi dengan pelumas dan akan menempel di filter oli atau masuk ke celah-celah komponen, dan lambat laun akan membentuk gel.
Jika itu dibiarkan maka akan terbentuk boundary lubricant dan mengakibatkan keausan,” papar Rudy yang berkantor di Pulogadung, Jaktim ini. • (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR