“Saat ini yang banyak dipakai dan gampang dicari adalah limbah mono arm Honda RVF 400 dengan harga kisaran Rp 20 juta-an. Lebih mahal hampir 2 kali model swing arm moge biasa. Kenapa single arm mahal, karena harus beli satu paket yang isinya; pro arm, pelek, cakram, kaliper, master rem dan kelengkapan lainnya.
Sedangkan swing arm biasa, bisa diketeng dan hanya beli arm-nya saja tanpa pelek,” ucap Rudy Gunawan, empunya Berkat Motor (BM). Modifikator yang ngepos di Jl. Ciledug Raya, Kreo, Tangerang, Banten ini menambahkan jika pro arm copotan moge asal Italia seperti Ducati dan MV Agusta, tidak banyak peminat.
“Selain barangnya susah dicari, lebar pinggang arm terlalu ekstrim. Jadi arm depan harus dipapas cukup banyak, kemudian gir rantai bagian depan mesti dibikin keluar biar simetris dengan belakang,” paparnya.
Nah, bagi pecinta modifikasi dan berencana aplikasi peranti ini, perlu diketahui apa saja yang mesti disesuaikan jika berminat pasang lengan ayun ubahan itu. Monggo. • (otomotifnet.com)
“Demi keamanan dan kenyamanan, saya tidak merekomendasi pakai sstem gendong, karena rawan melintir,” tukas modifikator lebih dari 10 tahun main limbah moge
“Secara teknis lebih canggih dan stabil pakai ayunan (link). “Beban monosok juga lebih ringan, karena dibantu link tersebut. Sedangkan pro arm moge, semua sudah menggunakan link,” terang Rudy.
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR