Jakarta - Disadari atau tidak, ban juga dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar motor. Pabrikan motor, tentunya sudah melakukan riset mengenai ukuran ban yang pas dan enggak membebani mesin, sehingga pemakaian bahan bakarnya juga tidak berlebih.Riset dari pabrikan, bisa jadi enggak berlaku bila dilihat dari kacamata beberapa pengguna motor.
Bahkan demi bisa mengejar tampilan ala motor gede, ukuran ban standar diganti dengan yang lebih gambot.“Memang sah-sah saja, bila konsumen ingin mengganti ukuran ban yang lebih lebar dari bawaan pabrik.
Namun ada konsekuensinya, yakni yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar,” kata M. Riza, Marketing Manager PT Suryaraya Rubber Industries, pabrikan ban FDR.
Asumsinya dengan mengganti ukuran ban yang lebih besar dari standarnya, maka bobot kendaraan akan bertambah. Dengan penambahan bobot itu, maka power mesin yang digunakan untuk memutar ban juga bertambah dan ini yang bikin konsumsi bahan bakar mengalami peningkatan.
Selain bobot yang bertambah, juga ada yang biasanya disebut kontak area. Maksud kontak area adalah area dimana permukaan ban menempel di aspal.Menambah ukuran ban yang lebih besar, membuat kontak area akan bertambah besar pula.
Gesekan antara ban dan aspal, otomatis melebar juga membuat gesekan makin besar.Mau tidak mau, suka tidak suka kerja mesin juga ikut bertambah seiring makin besarnya gesekan ban dengan aspal. Ujung-ujungnya berimbas pada pemakaian bahan bakar motor yang jadi lebih boros.
“Memang penggantian ukuran ban, enggak bisa terlalu ekstrem kalau enggak ingin boros bahan bakar. Kalau memang hendak menaikkan ukuran ban, cukup naik 1 tingkat saja,” ujar Dodi Yanto, Product Development Specialist PT Gajah Tunggal Tbk., produsen ban merek IRC.
Tekanan angin pada ban seperti Yamaha V-Ixion, depan 28 psi dan belakang 33 psi
Tak hanya memperbesar ukuran ban dari standarnya saja yang bisa mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Masih banyak pemilik motor salah treatment terhadap ban yang mereka gunakan.Imbas dari salah treatment itu sendiri ada 2 hal, yakni menuju ke soal keamanan dan kenyamanan berkendara. Kedua, ke soal konsumsi bahan bakar.
Treatment yang dimaksud adalah tekanan angin yang ada di dalam ban saat dipakai. “Kita pernah melakukan corporate social responsibility soal tekanan angin di salah satu parkiran mall. Hasilnya cukup mengejutkan, bahwa hampir 70% tekanan angin pada motor yang parkir, tekanan anginnya kurang,” ungkap Riza.
Kurangnya tekanan angin pada ban, mengincar keselamatan berkedara bagi pengguna motor. Pasalnya tunggangan jadi kurang stabil, apalagi saat harus melibas tikungan.Pecah ban juga paling mungkin terjadi, karena dinding ban mengalami pergerakan yang berlebih, ini yang bisa membuat benang pada dinding ban putus dan ban meletus.
Kegedean ukuran ban, bikin kontak area besar dan beban mesin bertambah
Sesuai dengan manual book dari motor seperti Kawasaki Ninja 250FI atau Yamaha New Vixion Lightning, tekanan angin pada ban depan 28 atau 29 psi. Sedangkan untuk ban belakang bisa sampai 33 psi.Skutik seperti Honda Vario 125 CBS ISS, ukuran tekanan anginnya bisa sama. Baik ban depan maupun belakng bisa pakai ukuran 33 psi. •(otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR