Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Perhatikan Penyebab Standar Tengah Patah!

billy - Jumat, 14 Juni 2013 | 09:44 WIB
No caption
No credit
No caption

Banyak pemilik motor mengeluhkan jalu standar tengah motor yang gampang patah.  Itu lho, besi yang biasa diinjak untuk membantu proses menurunkan standar tengah.

Sebenarnya ini penyakit lama. Tidak tergantung pada merek dan tipe motor. Motor sport atau matik, bisa mengalami hal ini. Dari segi bahan, hampir sama untuk semua motor. Bentuk las-lasan di sambungan jalu juga. Rata-rata juga pakai bahan dari pipa besi.

Tetapi akhir-akhir ini, keluhan jalu standar patah banyak dirasakan di motor matik. Seperti Rani, yang mengaku jarang pakai standar tengah, tapi malah mengalami kejadian di atas. Bahkan karyawati ini sedikit mengeluh. Buat beli standar tengah di dealer resmi, harus inden. "Padahal bukan motor baru. Masa iya masih inden juga. Lumayan lama, sekitar 2-3 minggu," ungkapnya.


Menurut Erik dari Kenz Motor di Jl. Kebon Raya No. 97, Tanjung Duren, Jakarta Barat, problem ini timbul justru karena jarang dipakai. Akibatnya bikin tumbuh karat di bagian sambungan jalu dengan standar. "Apalagi ditambah jarang dicuci sehingga mudah berkarat."

Bisa juga, biasanya pemakai motor matik malas memakai standar tengah saat parkir. Erik memperkirakan, motor yang sering melibas genangan, pada bagian bawah juga seringkali menyisakan genangan air. Telrbih genangan air yang dilibas saat hujan, mudah bikin karat. Makanya sebaiknya setelah melibas ganangan banjir, motor harus segera dicuci.

"Saat mencuci, pastikan posisi standar tengah dipasang. Sehingga, sisa-sisa air yang menempel di sela-sela sambungan bisa segera hilang," tambah Erik.

Buat yang sudah mengalami langsung jalu patah enggak perlu bingung. Banyak cara bisa dilakukan. Bisa dengan mengelas ulang, berburu standar copotan, beli standar aftermarket atau terpaksa harus inden di bengkel resmi. 

Untuk mencari barang copotan, mesti tahu tempat atau wilayah yang bisa dituju. Misalnya untuk seputaran Jakarta, bisa di temui di Ciledug, Tangerang atau di Cibubur, Jakarta Timur. Harga jualnya cukup murah, sekitar Rp 40-50 ribu.

Enggak beda jauh dengan barang copotan yang punya stempel seken alias bekas. Sementara untuk standar tengah aftermarket bisa lebih mudah didapat. "Standar aftermarket lebih kokoh."

Butuh sedikit kesabaran, justru kalau membeli spare-parts asli. Misalnya, Honda yang tidak semua bengkel resmi Honda menyediakan stok standar tengah.

"Mesti inden. Paling lama satu bulan," jawab staf yang mengurus spare-parts dari salah satu dealer Honda di wilayah Tangerang Selatan. Harga jualnya juga dua kali lipat lebih mahal dari barang copotan. Misal untuk Scoopy keluaran awal atau yang masih karburator, sekitar Rp 150 ribu.

Dipilih!

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa