Apalagi ada aturan penggunaan lampu utama siang hari, pasti cukup menguras power aki. Risiko lainnya, usia lampu yang juga makin pendek karena penggunaan siang-malam secara terus menerus. Makanya perlu pengecekan agar lampu tahan lama atau bahkan lebih terang dari kondisi standar.
Dari beberapa kasus kalau bukan sepul, biasanya kiprok yang kerap rusak. “Dalam kondisi standar, kiprok paling awet 3-4 tahun. Tapi, kalau sudah banyak pakai perangkat lampu variasi bisa lebih pendek usia pakainya,” kata Parno dari Ponorogo Motor Sport (PMS).
Kalau kita lihat dengan teliti, memang pengguna Honda Tiger ini doyan tampil gagah dengan pasang atribut variasi lampu. Ditambah pemakaian klakson variasi juga yang menyedot aki cukup besar. Makanya bisa berimbas juga pada kelistrikan lainnya misalnya kiprok.
Gejala kiprok yang sudah rusak atau aus bisa dideteksi oleh pengguna Tiger sendiri. “Biasanya cahaya lampu depan atau belakang enggak stabil. Bisa juga baru ganti lampu baru tapi putus lagi,” ujar Parno yang bengkelnya di Jl. Sabar No. 25A, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.
Ketika ganti lampu baiknya pakai yang ori juga. Bohlam ori lebih mahal hanya Rp 5-10 ribu dan masalah kekuatan juga lebih awet. Jadi, jangan tanggung kalau mau ganti lampu bohlam. Utamanya ganti kiprok juga harus punya ori. Harganya Rp 250 ribu.
Kemudian trik yang dilakukan Parno pada headlamp Tiger beberapa konsumennya, yaitu dengan memakai headlamp punya mobil merek Autopal. “Pakai headlamp ini lebih terang daripada orinya,” jelasnya. Satu paket Rp 200 ribu sudah termasuk bohlam depan, relay, kabel, soket dan lainnya.
Ketika pengguna kiprok dan lampu sudah waktunya ganti bisa jadi salah satu solusi pakai headlamp mobil ini. “Cukup awet. Tapi, kalau dibandingkan dengan ori, tetap lebih awet bohlam dan headlamp ori,” pungkas Parno yang bisa dihubungi di (021) 737-6658. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR