Salah satunya adalah proses pembuatan knalpot itu sendiri. Sayangnya, awak media tak diperkenankan untuk mengambil gambar di dalam pabrik, terkait rahasia perusahaan. Kami yang didampingi Mustakim, Marketing dari PT SJI bisa menjelaskan secara detail proses dan bahan baku knalpot tersebut.
"Untuk produk OEM, knalpot kami 100 persen memakai bahan baku dari Indonesia. Pemasoknya antara lain Krakatau Steel dan beberapa produsen metal lain. Tapi pada knalpot racing yang berbahan titanium dan karbon memang masih harus diimpor," buka pria ramah ini.
Proses pertama yang harus dilalui besi mentah tersebut adalah stamping, atau pemotongan sesuai dengan peruntukannya. Misalnya, ukuran pipa knalpot, silencer matik atau silencer sport akan berbeda lebar dan panjangnya.
Tahap tersebut diikuti proses roll. "Di tahap roll, besi akan dibuat seperti pipa yang nantinya akan menjadi bahan silencer dan pipa. Sementara di fasilitas lain, piranti peredam (isi silencer) dibuat untuk disatukan," jelasnya.
Kemudian, knalpot 'mentah' yang sudah utuh terbentuk masuk ke line shotblast, atau penghalusan. "Disini knalpot harus benar-benar halus agar mudah dicat saat tahap painting," ujar Mustakim.
Setelah halus, maka giliran tangan-tangan robot pengecat yang bekerja. Cara kerjanya mirip robot pengecat yang sempat kami lihat di pabrik pelek Chemco (klik di sini) . Terakhir, sampailah di line akhir yakni packing atau pengepakan sebelum knalpot tersebut dikirim ke pabrik Yamaha.
"Kapasitas produksi maksimum pabrik SJI bisa mencapai 2,6 juta knalpot pertahun untuk semua tipe Yamaha. Dan untuk mengerjakannya, saat ini SJI didukung oleh 1.000 orang pegawai," pungkas Mustakim.
Hmm, sayang nggak bisa motret. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR