Misalnya Kawasaki yang Kawasaki Edge-nya juara Asia Road Racing Championship (ARRC) 2010. Begitu juga dengan Suzuki Smash dan Shogun atau Honda Blade dan Yamaha Jupiter yang image-nya di ajang balap cukup diperhitungkan.
"Enggak juga, efek di balap tidak seperti makan cabe yang bisa langsung terasa," ungkap Freddyanto Basuki, Marketing & Advertising Department Head PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
"Balap itu hanya untuk memantapkan basic image," lanjut pria murah senyum ini. Basic image ini setidaknya meyakinkan konsumen terhadap kualitas sebuah sepeda motor. Baik performa maupun durability-nya.
Hal yang sama juga disampaikan Suandi Widiarto, Deputy GM Marketing 2W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS). "Pengaruhnya enggak besar," ungkapnya. Kalau pun ada pengaruh, hanya bisa dirasakan saat balapan digelar di daerah tertentu saja.
"Dalam jangka pendek efeknya cukup terasa. Tapi hanya terasa di daerah tempat penyelenggaraan balap itu saja. Kalau balap nasional hanya untuk image," jelas Suandi.
Sampai saat ini Suzuki masih aktif di balap. Beberapa tim Suzuki pun masih aktif di Indoprix, balap bebek paling bergengsi di Indonesia.
Urusan penjualan, memang masih banyak faktor lain yang menentukan. Mulai dari selera konsumen, daya beli, kebijakan pemerintah hingga kondisi perekonomian negara itu sendiri.
Yang terpenting adalah, lewat balap kualitas sepeda motor yang dijual jadi benar-benar terbukti! (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR