Sebagaimana yang diciptakan dua orang siswa kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Surabaya, Jatim. Mereka yang bersekolah di kawasan jalan Tentara Geni Pelajar itu berhasil menciptakan sistem pengamanan antisipasi untuk pencurian atau perampokan sepeda motor yang disebut Alarm Anti Begal.
Adalah Faydlir Rahman (17) dan Widi Sutrisna (17) dari jurusan Pemanfaatan Tenaga Listrik yang sukses membuat alat pengamanan ini. Dibawah bimbingan Drs. Sisnarko selaku Kepala Program jurusan Pemanfaatan Tenaga Listrik.
Kegiatan ini termasuk program dari Humas SMKN 2 Surabaya. Yaitu tiap tahun harus selalu menciptakan suatu produk yang bisa dipamerkan. "Dipamerkan mulai tingkat kota hingga provinsi. Dan tiap tahun harus ada, ini berlaku untuk semua jurusan," jelas Djalal S.Si, MM, Waka Humas SMKN 2 Surabaya.
Namun bukankah pengaman sepeda motor seperti alarm bukannya sudah banyak dipasaran? Ini beda, menurut Djalal sistem alarm anti begal ini menggunakan handphone atau telepon selular untuk penggunaannya.
"Bisa mematikan mesin motor dari jarak jauh. Misalkan motor dicuri atau dibegal di tengah jalan, pemilik motor tinggal menggunakan hape-nya untuk mematikan mesin motor," sebut Djalal. Lewat telepon seluler maka jarak jangkau sinyal menjadi faktor unggulan dari temuan ini.
Sejatinya, alat ini sudah dibuat sejak akhir tahun 2014 lalu. Dan awal tahun 2015 ini dilakukan penyempurnaan hingga sekarang. Penyempurnaan itu berujung pada ketersediaan tiga sensor pada alarm ini. “Sensor standar samping, sensor kunci kontak, dan via telepon seluler," jelas Widi.
Menurut Widi, rincian tugas ketiga sensor itu sebagai berikut. Sensor standar samping bertugas mengamankan motor ketika standar samping dilipat oleh yang tidak berhak. Karena alarm akan berbunyi dan mesin tidak bisa dinyalakan. Posisi kunci adalah Off.
Sensor kedua akan bertugas membunyikan alarm jika lubang kunci kontak dimasuki kunci T yang jamak dilakukan oleh pencuri motor. Kalau itu terjadi maka alarm juga akan menyala dan mesin mati total saat digerakkan ke posisi On. Terakhir, telepon seluler yang sudah terisi SIM Card akan bekerja dengan bantuan modul khusus menjadi sensor ketiga.
Nah, ketika pemilik motor dipepet penjahat serahkan saja motornya. Biarkan pencuri membawa dulu motor dalam jarak yang dianggap ‘aman’ lalu tinggal dikontak motor itu.
"Saat sinyal hape korban diterima oleh hape yang ada di motor otomatis akan mematikan mesin motor dan mengaktifkan sirine alarmnya. Dan mesin motor sudah tidak bisa dinyalakan lagi," jelas Faydlir.
Nomor SIM Card di motor bisa diganti sesuai keinginan pemilik motor dan bisa menggunakan semua provider selular. "Karena sifatnya hanya menggunakan gelombang telepon dan bukan SMS, hape yang digunakan pemilik motor tidak harus yang mahal dan canggih. Cukup hape biasa yang penting bisa buat telepon," terang Sisnarko. Demi keamanan, nomor telepon yang ada di motor hendaknya dirahasiakan.
Diakui oleh tim kreatif ini bahwa dimensi modul yang terhubung dengan telelpon seluler memang masih menyita ruang bagasi motor. Selain itu, karena instalasi kabelnya cukup rumit, butuh waktu 1 hari untuk memasang alarm.
"Tidak perlu takut bagi pemilik sepeda motor injeksi karena sama sekali tidak mengganggu sistem kelistrikan atau sensor-sensor standarnya. Plusnya lagi tidak membuat tekor aki," klaim Widi.
Alat ini dijual seharga Rp 1 juta, sudah termasuk HP, ongkos pasang di rumah konsumen dan ada garansi selama 6 bulan. (Otomotifnet.com)
SMKN 2 Surabaya. Telp. 0856-3482165 (Sisnarko)
Editor | : |
KOMENTAR