Jakarta - Meskipun di Thailand dan Australia Mitsubishi sudah menyematkan mesin baru untuk All New Triton, namun untuk pasar Indonesia, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai pemegang merek Mitsubishi di Tanah Air masih mengandalkan mesin lama untuk All New Triton.
Mitsubishi All New Triton untuk Indonesia masih mengandalkan mesin legendarisnya, 4D56 berkapasitas 2.5 liter DI-D Commonrail dengan Turbocharger VGT. Mitsubishi sudah melakukan beberapa penyesuaian baru sehingga bisa meningkatkan torsinya. Menariknya, dari satu mesin yang sama ini, tersedia tiga pilihan tenaga.
Paling besar tenaganya untuk tipe Exceed yang punya tenaga mesin sebesar 178 dk serta torsinya 40,8 kgm. Dari mesin yang sama, untuk tipe GLS tenaga yang ditawarkan sebesar 136 dk dan torsinya 33,1 kgm. Dan masih mesin yang sama, tenaganya sebesar 110 dk dan torsinya 20,4 kgm. Khusus yang terakhir ini untuk tipe HDX.
Sokongan pada mesin diesel ini selain turbocharger, ada teknologi Variable Geometry Turbo (VGT) diklaim sudah sangat mumpuni untuk saat ini. Jenis turbo yang satu ini saat RPM rendah, sirip dalam VGT menutup dan gas buang memutar turbin lebih cepat. Pada RPM tinggi, volume gas buang akan padat dan mengurangi tekanan balik gas buang dan menjaga kecepatan turbin dan udara yang masuk akan didinginkan dengan Intercooler.
Dengan paketan teknologi mesin diesel tersebut, Mitsubishi pun masih merasa yakin kalau All New Triton masih akan tetap tangguh, juga efisien bahan bakar dan yang paling penting, tenaganya tetap besar.
"Di luar memang ada engine baru yang dikembangkan untuk Triton. Namun untuk mesin yang ada saat ini umurnya masih sangat panjang. Durabilitasnya teruji, ketersediaan komponen banyak dan konsumen sudah sangat terbiasa dengan mesin ini, dari mobil pikap sampai mobil mewah Mitsubishi menggunakan mesin ini," urai Imam Choeru Cahya, Departemen Head of PC & LCP Departement KTB.
Imam melanjutkan, karena berbagai fakta dari lapangan langsung, membuat pihaknya masih percaya dengan mesin diesel yang ada saat ini untuk All New Triton. "Kita masih percaya engine itu, dan juga kita tidak ingin konsumen kaget dan harus beradaptasi lagi dengan mesin baru," tambahnya.
Sementara untuk mesin yang baru, kapasitas silindernya lebih kecil hanya 100cc, jadi 2.4 liter. Teknologi VGT juga sudah tersemat pada mesin ini, ditambah MIVEC. Tenaga 180 dk dan torsi 450 nm pun bisa ditawarkan mesin ini untuk All New Triton.
Kalau dilihat dari output yang dihasilkan kedua mesin Mitsubishi tersebut, terlihat tenaga yang dihasilkan antara mesin lama dengan yang baru hanya beda 2 dk saja! Apakah karena alasan teknis seperti ini yang membuat Mitsubishi masih pede menawarkan mesin lama untuk All New Triton?
Meskipun kita semua tau, mesin yang baru sudah seharusnya lebih unggul, karena ia menjadi yang terakhir disempurnakan. Bayangkan saja, dengan kapasitas ruang bakar yang mengecil, malah lebih banyak menghasilkan tenaga. Ada teknologi yang mengambil peran dari hasil tersebut, sehingga bukan sulap kalau mesin baru akan lebih unggul dalam hampir semua hal, kecuali besar atau kecilnya biaya produksi.
Pakai mesin yang sudah ada, tinggal plek sudah pasti tidak makan banyak biaya dibanding harus menggunakan mesin yang baru. Toh meski teknologi berbeda, tapi output tenaga yang dihasilkan masih mirip-mirip.
Jadi untuk apa menggunakan teknologi yang belum dirasa perlu saat ini, dengan kompensasi biaya produksi yang lebih mahal. Kalau pakai mesin baru, bisa-bisa harga All New Triton bisa mencapai Rp 500 jutaan. Sedangkan saat ini, banderol termurah Rp 289 juta dan termahal Rp 403 jutaan. Solusi cerdas ditengah melesunya perekonomian Tanah Air saat ini, Mitsubishi? (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR