Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Modifikasi Honda Jazz 2010, Proyek Refreshing!

Dimas Pradopo - Sabtu, 22 November 2014 | 11:06 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Pepatah pertemanan tidak mengenal batas usia memang benar adanya. Ini dibuktikan oleh pemilik baru mantan juara kontes khusus Honda Jazz

Jakarta - Pemilik pertama mantan King JTC (Jazz Tuning Contest) ialah Alm. Lufthi Gatot Rochim. Kini, kepemilikan jatuh pada Mirwan Nur Basya, teman satu komunitas dengan almarhum.

“Alasannya tentu saja supaya hatchback prestige ini tidak jatuh ke pemilik lain di luar komunitas dan setidaknya merawat dan mengembangkan apa yang telah dimulai oleh almarhum," ungkap pemuda kelahiran 1991 ini.

No caption
No credit
No caption

Turbo kit Jepang dipadu internal mesin Amerika, dijamin aman saat boost tinggi

Dengan meraih gelar King JTC8 saja belum bisa dikatakan perfect. Masih ada pengembangan ke tahap yang lebih baik atau bisa dikatakan proyek refreshment. "Supaya pengunjung kontes modifikasi tidak bosan melihatnya," ujar pemuda asal Ciamis, Jabar ini.
No caption
No credit
No caption

Pelek kini tampil dengan nuansa black matte menegaskan nuansa high performance

Terkadang minor change seperti ini malah terkesan lebih sulit. "Awalnya sudah bagus. Kini tinggal menyempurnakan, namun tetap memiliki kesulitan tinggi. Salah-salah dapat merusak konsep," terang Andre Mulyadi, punggawa Signal Kustom Built di Bandung.
No caption
No credit
No caption

Frame jok dibuat custom namun busa jok dibungkus kulit Wollsdorf

Supaya makin kental aura street racing sesuai dengan konsep awal, maka diperlukan material yang juga populer di kalangan balap, yaitu carbon fiber. Modifikator yang inovatif tentu enggan menggunakan fiberglass sebagai bahan dasar membuat panel-panel carbon.
No caption
No credit
No caption

Kabin masih tetap menggandal-kan warna tan dan hotspur

"Istilahnya karbon lapis, yang ada malahan tambah berat. Kalau begitu bukan esensi karbon sebagaimana mestinya," ujar modifikator yang bermarkas di Jl. Jakarta, Bandung. Memang tetap membutuhkan fiberglass, namun itu hanya sebagai moulding. Kemudian baru bisa membuat cover engine, wing dan lips.
No caption
No credit
No caption

Audio dengan produk single tuner dipercaya lebih sinkron

Hanya atap yang tidak dibuat dari karbon asli. "Tentu jika atap diganti dengan real carbon, prosesnya sangat rumit sekali tidak semudah membuat wing dan cover engine," sebut Rangga Prawira, selaku Project Manager Signal Kustom Built.

Instrument cluster kini berubah menjadi full digital

Proses melapis atap dengan bahan eksotis tersebut juga tidak bisa dibilang mudah. Harus selaras motif karbonnya. Miring sedikit, tentu akan mengurangi nilai estetika. Makanya untuk pembuatan karbon sendiri memakan waktu 10 hari agar hasilnya rapi, mulai dari pattern hingga coating tidak bergelombang.

Sektor mesin belum ada perubahan sama sekali. Masih mengandalkan mesin L15A i-VTEC yang ditambahi perangkat forced induction high boost. Hanya saja, pemuda ini tidak lupa, dengan spek mesin yang sudah cukup tinggi ini, tentu membutuhkan perangkat rem yang baik pula. Terbukti rem depan sudah berubah dengan big brake kit Winner 6 pistons. •(otomotifnet.com)

Editor : Dimas Pradopo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa