Hal serupa dialami Rengga Mahendra dengan Maxda RX8 edisi Mazda Speed yang masih compeletely built-up alias CBU. Drifter muda berbakat ini memang enggak bisa punya mobil standar pabrik.
Tengok saja Nissan Cefiro untuk drifting miliknya, lalu Lexus IS200 yang juga sudah siap diajak drifting harian. Toh Rengga masih saja 'gatal' untuk merombak sedan sport 4 pintu unik ini dengan gaya stance.
Secara general, tampilan RX8 terbilang one of a kind. Desain apron depan yang meruncing layaknya mobil sport sejati dikombinasi dengan bodi tengah berpintu 2 dan 2 pintu suicide tambahan. Buritan mobil juga terbilang exotic.
Buat Rengga, ini sudah modal bagus untuk modifikasi. “Tinggal beresin dikit-dikit aja,” ujarnya sumringah. Pasalnya RX8 Mazda Speed Limited Edition miliknya sudah di atas rata-rata. Dibandingkan RX8 versi lokal, sedan putih miliknya sudah full option.
Makanya pria bertubuh kurus ini hanya bermain di bodi, kaki-kaki dan sedikit sentuhan di mesin. Bodi yang sudah mulai belel, diguyur ulang agar cat kembali segar. “Sekalian upgrade lampu belakang dengan RX8 keluaran 2011,” paparnya.
Bagasi pun dijejali audio system dengan single subwoofer.
Interior dibiarkan standar pabrik kecuali jok bucket keluaran Bride di sisi driver lengkap dengan seatbelt Tanaka 3 inci
Mesin 13B versi MazdaSpeed diracik ulang dengan jeroan mesin khusus racing lengkap dengan exhaust system Tanabe dan filter HKS
Ujung quartel panel, ujung kap bagasi dan sebagian bumper kena coak gerinda listrik. Malah di bagian jalur air bagasi harus dibuatkan jalur tambahan untuk pembuangan air. Stop lamp dengan multi LED akhirnya terpasang sempurna.
Bodi depan hanya bermain dengan kap mesin berbahan carbon fiber dengan desain lubang ventilasi (ram air) di sisi kiri dan kanan kap mesin. “Kalau body kit dan side skirt malah sudah ada sejak lahir karena Mazda Speed version,” ungkap Rengga.
Suspensi coilover spring HKS Hypermax-II untuk tampilan ceper sekaligus performa
Biar makin greng, Ultimate Greddy E-manage menjadi pendamping ECU standar yang sebenarnya juga sudah di atas rata-rata. “Biar bisa fine tuning,” kekeh Rengga.
Menu selanjutnya ada pada kaki-kaki bergaya stance alias Hella Flush. Suspensi asli diganti HKS Hypermax-II jenis coilover spring. Dipadu padan pelek gambot selebar 10 inci untuk depan dan 11,5 inci dibelakang.
Mobil kontan terlihat padat berisi sekaligus ceper dengan aksen 'celup'. Kalau dilihat dari samping, over fender alias wide body bawaan pabrik masih saja terlihat kurang lega. “Kalau pakai harian di jalanan Jakarta pasti makan hati,” kekehnya. Bagaimana tidak, melewati polisi tidur harus dengan ekstra hati-hati agar tidak nyangkut. Maklum sisa 2 jari dari aspal!
Untung banyak mobil serep ya bro!. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR