Tanpa basa-basi, Hendy meminta izin untuk membangun ulang sedan berinisial EG yang dimiliki ayah mertua sejak baru. “Kapan lagi bisa punya Estilo yang sekarang harganya sudah selangit,” gumam Hendy yang juga juragan Cabin Leather Seat di bilangan Lebak Bulus, Jaksel.
Honda Estilo yang sudah dandan ala sleeper tadi dibuat segar kembali dengan repaint seluruh body sekaligus membenahi komponen yang sudah kurang segar.
Ibarat peremajaan armada bis AKAP, mobil segera dibawa ke bengkel body repair sohibnya, Mas O-Menos. “Hendy hanya minta di-sol tetapi saya yang gemas,” papar Dimas Anantya, punggawa Mas O-Menos.
“Masa iya, mobil BT90s yang paling diincar speedgoers Tanah Air hanya di sol sebagian?” ujar Dimas lagi. Mobil yang tadinya berkelir biru, lantas disiram ulang dengan warna khas Japan domestic market, yaitu putih solid.
Cat berlabel Championship White mencomot produk De Beer dari Belanda yang sedang hype di kalangan pemodifikasi 'anak-anak Selatan'. Termasuk lapisan pernis memakai produk yang sama biar matching.
Tetapi Ndoy, panggilan akrab Hendy enggak mau terlihat terlalu biasa. Makanya sunroof original EG series versi USDM di pasang lengkap dengan relnya.
Sunroof EG memiliki ciri khas berbahan kaleng pelat bodi bukan bermaterial kaca atau beling. “Sunroof EG6 layaknya sunroof mobil Eropa yang memakai bahan pelat besi,” ujarnya.
Pernik eksterior juga dibuat sama dari varian EG6, mulai dari sepasang spion EG6, foglamp EG6 dan lips spoiler EG6 Type-R. Rasa gatal mempercantik mobil terus berlanjut.
Setelah bodi kelar diremajakan, Hendy segera membongkar gudang untuk mencari jok Recaro simpanannya. “Kebetulan masih simpan Recaro LX Artista versi limited dengan headrest model pendek,” ujar Hendy.
Interior memang tak banyak mendapat pembenahan karena warisan adik iparnya ini sebenarnya sudah dibekali sistem audio lengkap mulai dari head unit Clarion VZ401A, subwoofer Diablo, hingga speaker set merek Focal lengkap dengan power Soundstream berkualitas sound quality.
Kalau melihat atribut yang menempel, memang serasi dengan usia mobil karena perangkat audio tadi memang berasal dari era '90-an. Paling Hendy mengganti setir asli dengan versi aftermarket keluaran Nardi.
Saat membahas mesin, Ndoy tak banyak melakukan ubahan karena lagi-lagi sudah sempat dioprek versi sleeper oleh adiknya. “Head sudah ported dan polished, papas dasar kepala silinder untuk perbandingan kompresi lebih tinggi dan pemakaian header set berkonfigurasi 4-1.”
Termasuk melongok ke bagian kaki-kaki, ternyata di balik sepatbor sudah terpasang coil over shock HKS Hypermax II. Kondisi mobil yang sudah terbilang ceper ini makin terlihat 'mapak' setelah pelek Sprint Hart CPR berdiameter 15 inci terpasang bareng ban Champiro SX1 195/50-R15.
Saat mobil kelar dari bengkel, Hendy memperlihatkan hasil karya ke sang pemilik asli mobil. Sambil tersenyum lebar, ayah mertua Hendy membisikkan sesuatu, ”Ini mobil rejekinya Barra Arsyad, cucuku!”. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR