“Tujuan tes memang untuk mengetahui performa A 200 Urban. Tapi kami lakukan untuk memamerkan fitur headlamp Bi-Xenon proyektor dengan rear lamp LED yang modern,” papar Elvera Makki, Deputy Director Corporate Comm & Public Affairs MBI.
Oiya, sesi tes berlokasi di area parkir paddock yang telah dilengkapi dengan kun sebagai pembatas trek yang didesain mirip arena slalom.
Sesi pertama kami dipersilakan menjadi pengemudi. Nuansa sporty terasa sangat kental berkat aplikasi jok semi bucket yang mantap memeluk bodi sang pengemudi. Asiknya, pengaturan jok nggak lagi dilakukan manual karena sudah dilengkapi sistem elektrik dengan memori posisi. Untuk mendapatkan posisi duduk nyaman, cukup tekan tombol di panel pintu. Kesan mewah diraih dari aplikasi lapisan kulit handmade, Artico.
Mesin mulai menyala, kondisi kabin terbilang senyap. Posisi tuas persneling berada di kanan bawah setir. Hmm, agak unik sebab di mobil Jepang posisi tuas tersebut biasa berfungsi sebagai pengatur lampu. Masuk ke posisi D, jalur pertama yang wajib dilalui adalah putaran balik sebanyak dua kali. Dengan radius putar hanya 5,5 meter membuat A 200 Urban lincah menghadapi putaran balik.
Lulus sesi pertama, kemudian kami dihadapi dengan tes akselerasi. Dari posisi diam, kemudian injak pedal gas dalam-dalam, sensasi tarikan mobil cukup mengasyikan. Meski hanya menelurkan tenaga sebesar 156 dk, tapi mesin 1.6 liter dengan transmisi 7G-DCT sukses digeber hingga angka 100 km/jam di lintasan yang cukup pendek. Bahkan nyaris tak ada lag berlebihan meski di kick down!
Kesenangan beralih sampai saatnya kami diharuskan menginjak pedal rem dalam-dalam sambil berbelok mengarah ke titik diam.
Tes ini untuk membuktikan kemampuan sistem keselamatan A 200 Urban seperti ABS (Anti-lock Braking System), ESP (Electronic Stability Program), ASR (Acceleration Skid Control), dan BA (Brake Assist). Saat rem mendadak, A 200 Urban akan menginformasikan ke pengemudi di belakang dengan lampu rem yang berkedip, diiringi lampu hazard kala posisi mobil benar-benar diam.
Lanjut ke tes zigzag untuk membuktikan kemampuan handling. Dengan panduan ‘yang penting nggak kena kun’ dari instruktur, kami mencoba zigzag dengan menginjak pedal gas cukup dalam. Meski menyentuh kecepatan 60 km/jam, mobil seharga Rp 499 juta off the road ini masih ‘nurut’ dan mudah dikendalikan. Alhasil, tak ada satu pun kun yang tersenggol.
Dan sesi terakhir adalah tes fitur Active Parking Assist yang telah kami jelaskan sebelumnya (klik di sini) . (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR