|
OTOMOTIFNET – Sesi test drive Mazda2 kali ini dikemas sangat berbeda. Jika sebelumnya redaksi melakukan sesi first drive dan test drive secara profesional tanpa melibatkan pihak luar, kali ini redaksi justru menggandeng para pembaca alias Otonetters yang tergabung dalam forum OTOMOTIFNET.com untuk turut serta memberikan masukan.
Sesi test drive Mazda2 ini diikuti oleh 10 orang dan dibagi dalam dua sesi berbeda, yang pertama di lakukan pada Jumat malam (15/1) dan kesempatan kedua dilaksanakan di Minggu (17/1).
Menu yang ditawarkan pun berbeda, pengetesan pertama hanya dilakukan di pelataran parkir kantor redaksi OTOMOTIFNET.com di Gedung Gramedia Majalah. Konsentrasinya hanya pada first impression, merasakan kenyaman dan kelegaan di dalam kabin serta mencoba fitur-fiturnya.
Sedang yang kedua dilakukan benar-benar di jalan raya, TOL bahkan menempuh perjalan jauh, Jakarta-Puncak. Khusus yang ini memang untuk merasakan performa Mazda2 yang kebetulan bertransmisi automatic (A/T). Meski tanpa alat ukur karena sudah dilakukan pada sesi test drive, namun tak ada salahnya bila kita mendengarkan apa kata mereka.
KENYAMANAN
Sebagian besar dari para OTONETTERS yang mencoba, mengaku ruang kabin Mazda2 cukup lega. Posisi kaki di semua tempat duduk terasa nyaman. “Saya pikir karena mobilnya kecil jadi sempit, ternyata enggak,” aku Bintang Pradipta yang memiliki tinggi badan 175 cm saat duduk di bangku belakang.
Begitu juga dengan ruang di bangku pengemudi, hal ini dibuktikan oleh Ucok, pria tambun ini punya bobot lebih dari 100 kg dan ukuran pinggang sangat besar. “Setelah mengatur posisi setir dan jok, masih cukup nyaman kok,” yakinnya.
“Tapi sayangnya suspensi terasa cukup keras, rasanya seperti bawa mobil sport. Harusnya karakter suspensi seperti ini membuat mobil lebih stabil di kecepatan tinggi,” analisa Leo. “Apalagi bila di bangku belakang getarannya cukup terasa,” lanjut Dashmond Tuyu yang sempat duduk dibangku belakang.
Suara dari luar mobil masih pun cukup terdengar dari dalam kabin. Contohnya ketika hujan, peredam dalam kabin masih kurang mampu meredam berisik. “Begitu juga suara dari roda akibat tekstur jalan yang berbeda-beda, suaranya berisik sampai ke dalam kabin,” jelas Leo.
Sedang fitur seperti beberapa konsol termasuk satu konsol utama yang menyediakan ruang untuk menyimpan majalah menambah kenyamanan saat meletakan barang bawaan. Sedang audio yang dilengkapi steering audio control cukup mumpuni menjadi teman saat berkendara.
|
HANDLING
Sesuai dengan analisa Leo, suspensi keras yang dirasakan saat jalan rusak ternyata memiliki konsekuensi yang baik melaju kencang. “Suspensinya cocok buat high speed, sangat stabil saat zig zag di kecepatan tinggi dan tidak ada gejala limbung. Bener-benar stabil,” puas Leo.
Dan asiknya lagi hentakan akibat perpindahan gigi juga dirasakan cukup nyaman. “Malah hampir tak terasa. Halus tapi tetap responsif,” tambah Leo yang berkesempatan menjajal mobil Rp 200 jutaan ini di jalan tol.
Hampir semua yang berkesempatan melakukan pengetesan juga mengakui kemampuan pengereman Mazda2. Meski rem belakang masih drum brake namun ABS nya membuat pengereman terasa sangat kuat.
PERFORMA
Mesin MZR 1500cc 4 silinder segaris, DOHC 16 valve yang diusung Mazda2 mampu meluapkan tenaga hingga 103 ps di 6000 rpm dan torsi 135 Nm di 4000 rpm. Tenaga yang cukup besar ini kemudian di transferkan lewat transmisi automatic 4 percepatan. Maklum kali ini Mazda meminjamkan varian Mazda2 R A/T.
Bagaimana performanya? “Tenaganya cukup responsive, meski kelima bangkunya terisi penuh,” ungkap Ucok yang sempat mencoba beberapa putaran di area parkir Gedung Gramedia Majalah. Hal yang sama juga diakui Leo yang menjajalnya langsung dalam kecepatan tinggi.
“Torsi mesin terasa nendang, utamanya ketika transmisi dipindahin ke mode S atau ketika tombol "Hold" di tekan, mesin jadi lebih responsif,” aku Leo. Meski begitu pria yang sempat merasakan top speed Mazda2 R A/T di angka 160 km/jam ini merasakan ada jeda beberapa saat ketika pedal gas dibuka hingga mendapatkan tenaga yang cukup besar.
Leo (kiri) bersama admin forum OTOMOTIFNET.COM |
KONSUMSI BBM
Perjalanan Jakarta-Puncak pulang-pergi pada hari Minggu dimanfaatkan juga untuk mengukur konsumsi bahan bakar. Dengan trek kombinasi mulai dari jalan perkotaan, ngebut di tol hingga melintasi tanjakan dan turunan, pengetesan konsumsi bahan bakar benar-benar dilakukan layaknya perjalanan sehari-hari.
Untuk mengetahui seberapa banyak bahan bakar yang terpakai dalam perjalanan ini, OTONETTERS menggunakan metode sederhana. Tanki di isi penuh lalu setelah perjalanan, tanki kembali di isi penuh. Pengisian kedua adalah jumlah bahan bakar yang terpakai.
Dalam perjalan yang menempuh jarak 186,3 km, dihabiskan bensin sebanyak 16,29 liter. Artinya 1 liter bensin bisa di pakai hingga 11,43 km. Irit juga ya.
Kelebihan
- Suspensi sangat stabil di kecepatan tinggi.
- Mesin powerfull, torsi ketika mode S atau tombol "Hold" di tekan, lebih responsive.
- Perpindahan transmisi giginya halus.
- Driving position pengemudinya nyaman.
- Kabin lega.
- Desain agresif dan tidak membosankan.
Kekurangan
- Suspensi terasa keras saat melintasi jalan rusak, sangat terasa di bangku baris kedua.
- Peredam di dalam kabin kurang mampu meredam suara berisik dari luar.
- Ada jeda tenaga di putaran mesin rendah.
*** Ingin berdiskusi seputar test drive Mazda2, silahkan klik DI SINI
Penulis/Foto: Tim OTOMOTIFNET.COM
Editor | : | Editor |
KOMENTAR