Jakarta - Harga BBM yang fluktuatif otomatis membuat pengeluaran untuk mengisi BBM makin mahal.
Kalau lagi turun, mungkin terasa ringan, namun kalau lagi naik terus seperti sekarang ini?
Makanya, perangkat aftermarket untuk meningkatkan efisiensi BBM makin marak. Namun ada cara lain nih yang bisa dilirik. Coba pakai bahan bakar gas deh.
Autokit, anak perusahaan PT. Jilbert Kreasindo Kurnia, menawarkan solusi dengan memasang sistem gas sebagai alternatif dari mesin bensin maupun diesel yang digunakan.
"Kita bawa produk dari Polandia, ini termasuk tiga besar di Eropa dengan tingkat pemakaian 52%," jelas Arief Erlanggaa, Staff Marketing Communication Autokit.
Uniknya, STAG AC Autogas, produk converter ke gas yang dimaksud, mempunyai dua sistem gas yang bisa digunakan.
Yang pertama adalah LGV (Liquid Gas for Vehicle) dengan tabung berbentuk donat. Gas jenis cairan ini dijual seharga Rp 5.100 per liternya.
Sedangkan tipe kedua lebih banyak digunakan, yaitu CNG (Compressed Natural Gas) dengan harga lebih murah hingga Rp 3.100 per liternya.
"Untuk CNG, bentuk tabungnya lebih besar dan terbuat dari bahan lebih kuat karena perlu menahan tekanan hingga 200 bar. Tangki gas 65 liter dapat diisi CNG hingga 15 LSP (Liter Setara Premium)," tambah Arief.
Soal harga, tentu beragam sesuai dengan jenis mesin yang digunakan dan bahan tabung gasnya.
Untuk mesin bensin misalnya, harganya bervariasi dari Rp 15 - 18 jutaan. Harga tersebut untuk tabung yang terbuat dari bahan campuran baja dan komposit.
Sedangkan untuk mesin diesel, harganya mulai dari Rp 18 jutaan.
Meskipun proses ‘konversi' kedengarannya sulit, namun Arief mengatakan pemasangan converter STAG AC Autogas ini hanya membutuhkan waktu kurang dari sehari, itu pun sudah sekaligus pengaturan ECU agar terbiasa dengan mesinnya supaya perpindahan lebih mulus.
Oh iya, soal keamanan tidak usah khawatir, karena ada fitur keamanan pasif seperti pemutusan ECU ketika terjadi masalah dan aktif seperti switch dan tutup valve pada tabung gas.
Oh ya, selain converter gas dan autokit, tersedia juga pilihan lain seperti milik PT Raja Rafa Samudra yang dibandrol Rp 13,2 juta hingga Rp 16,8 juta untuk mesin 4 silinder.
Lalu ada juga converter kit milik PT. cm Enginering yang dibandrol seharga Rp 22 juta. Penasaran dengan apa saja yang dipasang dalam proses konversi? Yuk, cek detailnya di bawah. • (otomotifnet.com)
Injektor Gas
Karena menambahkan sistem baru yang akan memasukkan jenis bahan bakar lain ke ruang bakar, maka perlu dibuatkan jalur agar CNG dapat masuk ke dalam silinder.
"Rail injector-nya perlu dibor agar bisa menambahkan injektor gas ke ruang bakar," jelas pria ramah tersebut. Lalu bagaimana kalau converter kit-nya mau dilepas suatu saat? Bisa saja lubangnya ditutup lagi atau mesti beli intake standar baru.
Tabung Gas dan Bracket
Tabung gas untuk CNG berukuran cukup besar, sehingga sangat memakan ruang belakang. Contoh pada Toyota Avanza yang menggunakan tabung ini, bangku deret ketiga mau tidak mau harus dilepas jika menggunakan bracket standar.
"Kami ada juga bracket yang tetap dapat menggunakan bangku belakang, tapi sangat mepet dengan bagasi dan joknya," jelas Arief. Terdapat 4 tipe tabung yang terbuat dari bahan yang berbeda-beda.
Mulai dari baja, campuran baja dan komposit, komposit dan karbon. Tabung karbon memiliki label harga paling tinggi, sedangkan baja punya daya tahan yang paling baik.
Sebagai standar keamanan, tabungnya sudah terdaftar ISO 11439:2000 untuk CNG dan punya tanggal kadaluarsa.
Reducer
Tekanan 200 bar dari dispenser CNG sangat besar, sebagai gambaran, tekanan yang ada di dalam ban mobil saja hanya berkisar 2 bar. Untuk mengamankan proses pengisian, tekanan gas akan diturunkan dari reducer pertama setelah melewati filling valve menjadi 7 hingga 10 bar. Lalu saat akan dimasukkan ke ruang bakar, tekanan gas dikecilkan lagi hingga 1 sampai 2 bar.
Karena proses penurunan tekanan ini berlangsung sangat panas, maka dibutuhkan pendinginan agar reducer tidak cepat rusak sehingga digunakan pendingin dari radiator.
ECU dan Indikator
STAG AC Autogas juga menyediakan otak di balik semua perlengkapannya, sehingga perpindahan dari suplai bensin ke gas berjalan mulus.
ECU ini juga digunakan untuk mengatur gas yang dimasukkan ke injektor. Device seukuran kotak kecil ini diselipkan di bawah dasbor.
Lalu ada indikator sekaligus switch yang dipasang di dekat spidometer.
Kondisi mobil akan menyala dengan mesin bensin, untuk mengganti ke asupan gas, tinggal tekan tombol ‘L/G' pada switch.
Indikatornya sekaligus menunjukkan seberapa banyak sisa gas di dalam tabung.
Filling Valve
Filling valve ini berfungsi untuk mengisi ulang gas. Agar aman, posisinya ditempatkan cukup jauh dari tabung gas, yaitu di balik kap mesin. Cara mengisinya pun mudah, cukup lepas tutupnya, lalu colokkan corong gas dari SPBG yang tersedia. Enaknya, waktu pengisian pun hampir sama dengan yang dibutuhkan saat mengisi bensin.
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR