“Air masuk ke kabin bisa diklasterkan dari 2 sebab, tergantung dari cuaca. Saat musim penghujan lebih banyak dari eksternal mobil, sedang musim kemarau seperti sekarang air tentunya dari internal,” buka Agung Gede Anom, Service Manager Suzuki Kebon Jeruk, Jakbar.
Eksternal
Saat musim hujan, air yang masuk tentunya dari luar. Banyak bagian yang bisa jadi jalur air masuk. “Pertama dari bagian bawah, jika karet penutup sasis sudah getas atau malah hilang, saat melewati genangan tentu air masuk. Karet itu fungsinya sebagai jalur mengeluarkan air jika kabin kebanjiran. Tapi kasus ini termasuk jarang terjadi,” terang Dedi Hendriyana, Service Manager Toyota Astrido, Kebon Jeruk.
Anom menambahkan, kondisi karet-karet di pintu juga bisa jadi penyebab air masuk. “Kalau kondisi karet sudah kendur atau sobek termakan usia, tentunya air mudah masuk. Jika sudah demikian, maka karet pintu harus segera diganti.”
“Kondisi karet kaca depan dan belakang yang sudah mengeras pun bisa bikin bocor, biasanya air merembes sedikit demi sedikit dan bikin karpet lembab,” lanjut pria asli Bali ini. Jalan keluarnya tentu ganti karet baru, atau minimal dikasih sealer.
“Masih soal karet kaca depan atau belakang, saat ganti kaca jika pemasangan tidak benar juga bisa bocor. Makanya untuk memastikan wajib dites dulu dengan disemprot air,” imbuh M. Suryo Utomo, Assistant Manager Honda Permata Hijau, Jaksel.
“Kemudian di dalam door trim ada plastik penahan air. Jika plastik itu lemnya lepas, maka air yang harusnya keluar lewat pembuangan di ujung bawah pintu, malah mengalir ke dalam kabin,” papar Suryo, sapaaannya. “Makanya jika yang basah hanya sisi tertentu, gampang memastikan plastik door trim mana yang bermasalah, tinggal bongkar dan lem lagi,” lanjutnya.
Penyebab banjir dari sisi eksternal yang terakhir adalah akibat pemasangan spoiler yang kurang tepat. “Pemasangan baut yang kurang pas dan tak dikasih sealer, bisa berakibat air masuk saat hujan,” imbuh Suryo yang asli Solo.
Internal
Banjir yang airnya berasal dari internal tak lain asalnya dari AC. “Saat tak ada hujan, kalau kabin banjir asal air tak perlu diragukan lagi pasti dari AC,” terang Anom. Salah satu ciri khas kabin banjir karena AC, setelah perjalanan tak ada tetesan air di bawah mobil.
“Seharusnya yang normal, air akan terlihat menetes banyak,” lanjutnya. Air yang seharusnya keluar, akan menetes ke dalam kabin. Penyebabnya ada beberapa, “Bisa slang pembuangan terlepas, tertekuk atau malah mampat,” imbuh Dedi.
Slang pembuangan terlepas biasanya terjadi karena tertekan kaki, lantaran posisinya di kabin depan. “Biasanya kalau yang naik perempuang pakai sepatu hak tinggi, enggak sengaja tertekan dan lepas,” tambah Anom.
“Bisa pula lantaran saluran pembuangan mampat, sehingga air dari evaporator rembes dan mengalir ke kabin. Filter AC tak ada atau terlalu kotor sehingga evaporator mudah membeku juga bisa jadi penyebabnya,” tutup Anom.
Pencegahan dan Penanganan
Jika tak ingin mengalami kabin banjir, ada beberapa tips pencegahan yang bisa dilakukan. “Biar karet enggak mudah rusak, jangan sering parkir di bawah terik matahari langsung,” saran Dedi. “Untuk AC, rutinlah melakukan pengecekan dan penggantian filter, biar kinerja selalu normal,” tambah Anom.
Lalu bagaimana jika sudah terlanjur banjir seperti dialami Anto? “Tergantung tingkat kebasahan. Kalau cuma sedikit, lepas karpet lalu dijemur. Jika parah, terpaksa ganti karpetnya, karena kalau cuma dibersihkan, takutnya tak maksimal sehingga kabin jadi bau,” terang Suryo. “Jangan biarkan karpet basah, karena sasis bisa keropos,” wanti Dedi.
2.Karet penutup sasis jika getas atau hilang, saat lewat genangan air akan masuk
3.Pasang spoiler pun wajib tepat, biar air enggak merembes
4.Slang pembuangan ini jika terlepas air AC akan menetes ke kabin
5.Karet-karet pintu harus masih kencang, jika telah kendur maka tak bisa menyekat maksimal
6.Kalau terlanjur basah, karpet harus diangkat dan dikeringkan. Jika parah mesti ganti
Editor | : |
KOMENTAR