Jakarta - Kerap jadi pertanyaan, kalau mobil mau kencang harus ada perangkat aerodinamika segala di mobil standar? Jangan salah beranggapan, pengarah angin tersebut tetap dibutuhkan. Dengan adanya perangkat aerodinamika, membuat hambatan angin semakin kecil. Sehingga, mobil akan mudah melesat.
Walau mungil, perangkat ini bermaksud supaya angin yang ‘tertabrak’ dapat mengalir dengan mulus dan mengurangi hambatan. Makin tinggi hambatan, maka akan menghambat pergerakan mobil juga. Salah satu efeknya, bisa membuat konsumsi bahan bakar boros. Sayangnya, perangkat aerodinamika ini baru efektif saat berjalan di kecepatan lebih dari 60 km/jam.
Apa saja ya kira-kira?
SIRIP
Karena dimensi yang kecil, terkadang justru dianggap hanya hiasan. Toyota 86, All New Vios, Proton Suprima S dan Preve sebagian contoh yang menerapkan.
Penempatan dan jumlah juga beragam. Paling umum dan mudah diketahui yakni di sekitar spion depan, contoh pada Toyota dan Proton. “Angin yang melewati komponen ini akan dibuat lurus sampai belakang. Jadi, tidak ada turbulensi di sekitar spion,” sebut Iwan Abdurahman, Technical Section Head PT Toyota Astra Motor (TAM).
Bahkan, pada All New Vios masih ada tambahan di lampu belakang.
COVER MESIN
Dengan adanya cover ini membuat aliran udara di kolong dan ruang mesin menjadi lebih baik dan terarah. Sebab itu, biasanya cover ini memiliki kontur, tidak rata. Hasilnya, tidak membuat turbulensi tersendiri yang akhirnya ‘menabrak’ firewall.
Lihat Honda Brio yang memiliki bagian kolong rata. Ini meniru dari beberapa mobil balap. “Dengan desain seperti itu, maka tidak ada angin yang terjebak di kolong. Semua dapat mengalir dengan baik dari depan sampai belakang. Jadi pas kecepatan tinggi, handling bisa tetap terjaga,” sebut Sarto Rombe, Kepala Bengkel Honda Pondok Pinang, Jaksel.
AIR SPAT
Tidak banyak yang familiar dengan nama ini. Terbuat dari plastik dan biasanya diletakkan di depan ban depan. Untuk beberapa model Honda, ditempatkan persis di bawah bumper depan. Posisinya membujur dari ujung sisi ke ujung lainnya.
Eits, ini bukan sekadar hiasan belaka, tapi memiliki fungsi yang baik. Dengan air pat, angin di kolong juga diarahkan. Maksudnya supaya tak langsung menabrak ban, tapi bisa mengalir ke samping kiri dan kanan ban.
SPOILER
Sayap belakang yang biasanya ada di atas, selain menjadi lokasi penempatan third brake lamp, juga berfungsi sebagai perangkat aerodinamika. “Adanya spoiler ini membuat aliran udara yang di atas dapat menjauh dari bodi belakang,” tambah Iwan.
Ditambahkan oleh pria asli sunda ini, tanpa adanya spoiler, maka akan terjadi turbulensi di bagian belakang mobil. Terutama bagi yang punya desain bodi berbentuk kotak atau yang kategori MPV. Akibatnya, turbulensi tersebut seperti menarik mobil ke belakang, sehingga menghambat gerakan maju.
ATAP
Atap mobil masa kini jarang yang rata begitu saja. Contoh pada Nissan March yang memiliki bentuk seperti bumerang demi memaksimalkan aliran udara ke belakang. Atau All New Vios yang menyebut model atapnya sebagai catamaran roof. Dibuat memiliki dua tonjolan, desain seperti ini membuat aliran udara seragam ke belakang.(mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR