Selain materialnya mudah dibuat, bisa diproduksi massal juga mengejar harga murah. Namun karet model ini cepat menurun kualitasnya bahkan bisa merusak kaca mobil. Misalnya dengan baret atau luka akibat karet getas. Tak heran beberapa merek wiper terkenal menjejali produknya dengan teknologi terkini. Apa saja tuh?
“Tren paling utama yakni kembali ke penggunaan material natural rubber,” terang Arief Hidayat, managing director PT Wuerth Indah, distributor wiper Wuerth.
Natural rubber alias karet alam ini tentunya mengalami perlakuan lagi, seperti untuk ketahanan dan kekenyalan digunakan lapisan graphyte. Karakternya lembut, tidak berisik dengan koefisien gesek yang rendah, serta tidak bakal sobek.
"Ini untuk keewetan kaca" tambah Arief yang wipernya tergolong most wanted di pasar tanah air dan paling awal pakai teknologi terdepan ini.
Penambahan silicon dan Polytetrafluoroethylen (PTFE) juga bisa ditemui pada beberapa wiper di pasaran. Campuran silikon membuatnya licin. Saat dibuat, silikon dan PTFE langsung dicampurkan dengan karet. Keduanya berguna untuk mempertahankan kekenyalan dan keawetan wiper.
Selain itu, campuran tadi merupakan benda padat yang mempunyai koefisien gesek paling rendah, yakni 0,016-0,02. Ini meminimkan bunyi saat wiper menyapu lapisan kaca.
"Cuma iklim tropis di Indonesia, membuatnya kekurangan elastisitas dan mudah berdeformasi alias berubah bentuk,” terang Arief Hidayat. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR