Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Perawatan Rutin Mesin Diesel, Enggak Sulit Kok!

billy - Rabu, 26 Desember 2012 | 10:03 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Memiliki mobil bermesin diesel ada baiknya juga harus mengetahui cara merawatnya. Walaupun mesin diesel terkenal bandel dan minim perawatan, tapi tetap membutuhkan perawatan seperti pada mesin bensin.

Mesin diesel terbagi dalam dua jenis, ada indirect injection (IDI) dan direct injection (DI) yang sudah common rail injection. Namun apakah kedua jenis mesin tersebut membutuhkan cara perawatan berbeda?

JAGA FILTER


Meski berbeda teknologi namun namanya perawatan prinsipnya sama. “Pada dasarnya, perawatan diesel itu sama-sama mudah, baik itu diesel konvensional maupun diesel common rail. Yang penting kualitas solar harus tetap terjaga,” ungkap Broto, kepala bengkel Tunas Toyota Jatiwaringin.

Namun dilihat dari komponennya, mesin diesel umumnya harus memperhatikan kondisi filter. “Mesin diesel yang terpenting itu filter solar dan filter udara harus bersih, supaya mesin tetap fit,” jelas Soetikno Hendrata, pebengkel Abadi Diesel di Jl. Pemuda, Jaktim.

Sementara itu, filter solar mesin diesel lawas dengan modern memiliki perbedaan. Kalau untuk mesin model IDI, bentuk filter solar mirip filter oli. “Jika kondisinya sudah jelek harus diganti baru sebab tidak bisa dibersihkan,” saran Broto, kepala bengkel resmi Tunas Toyota Jatiwaringin, Jaktim.

Sedangkan filter solar diesel common rail terbuat dari bahan kertas yang bisa dibersihkan secara berkala. “Filter solar baiknya diganti setiap 40.000 km,” ujar Broto lagi.

Namun jika kerap menggunakan solar subsidi yang mempunyai kualitas di bawah solar nonsubsidi sebaiknya mengganti saringan solar lebih cepat. Minimal per 15.000 atau 20.000 km.

Penggantian filter udara pun harus diperhatikan. Sesuaikan saja dengan anjuran pada ‘Manual Book’ yang telah disediakan oleh pabrikan mobil.

Selain itu, umumnya bengkel resmi mobil kerap mengecek kondisi EGR yang berfungsi membakar kembali sisa pembuangan sampai benar-benar habis terbakar.

“Setiap melakukan servis berkala, EGR harus diperiksa agar performa tetap optimal,” tutur Winaryo, Workshop Head Hyundai Kalimalang, Jaktim.

Lalu, untuk water sedimenter, jika ditemukan ada endapan air, baiknya langsung dibuang atau ganti baru. Kalau ada air menyusup di filter solar, indikator di spidometer akan menyala. Setelah bersih, indikator yang menyala harus di reset biar mati kembali.

Untuk perawatan ruang bakar, tak ada salahnya melakukan kalibrasi injektor beserta nozzle-nozzel-nya setiap 50.000-100.000 km. “Biaya jasanya Rp 1,5 juta untuk mobil empat silinder, jika berikut part bisa Rp 2,5 jutaan dengan proses pengerjaan 2-3 hari,” bilang Opik, juragan bengkel Berkah Motor, di bilangan Pasar Minggu, Jaksel.

Meski perlu dirawat, namun menurut Soetikno dan Broto, kalibrasi injektor sebaiknya jangan dilakukan kalau tidak ada masalah. Sebab, kalau salah dan terlalu sering dibuka malah bisa merusak injektornya.

Bahkan, “Selama injektor tak bermasalah, tidak perlu dilakukan kalibrasi,” tambah Broto. Gejala-gejala jika injektor rusak atau bermasalah seperti konsumsi bahan bakar jadi lebih boros, suaranya lebih kasar, asapnya jadi hitam pekat dan tenaga mesin jadi drop. (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa