OTOMOTIFNET - Teknologi mesin injeksi, memudahkan pengguna mobil dalam memakai tunggangannya. Bayangkan, enggak perlu lagi mengutak-atik kondisi mesin. Mau digunakan malam hari atau di pegunungan yang beroksigen tipis, atau di pantai yang terik, mesinnya sudah menyesuaikan diri mengatur suplai udara, bensin dan pengapian serta hal-hal lainnya.
Nah, saking hebatnya, teknisi pun terkadang bisa pusing dibuatnya, kala menemui masalah. Digunakanlah scanner yang mampu mendeteksi kondisi mesin. Tetapi, apa saja sih yang bisa dibacanya?
KONDISI NORMAL
Beberapa sistem di kendaraan, dikontrol dengan ECU (Engine Control Unit), sebuah otak yang mengatur manajemen mesin serta beberapa hal lain secara elektronik. Seperti kerja alat elektronik lainnya, semua perangkat itu memiliki beberapa pulsa tersendiri, yang menandakan ada arus atau besaran arus yang didapatnya.
Dari sinilah, scanner dapat membaca kondisi mesin. Dasarnya dari kondisi normal yang dijadikan output ataupun input dari mesin.
“Ketika terjadi kondisi tidak normal, akan ada pulsa yang berbeda, berupa besaran voltase yang akan terbaca oleh scanner,” tutur Iwan Abdurahman, instruktur service training PT Toyota Astra Motor, kala memberikan workshop training pada OTOMOTIF beberapa waktu lalu.
Misalkan, ketika ada salah satu sistem pengapian yang tidak berfungsi normal, maka scanner akan memberikan keterangan bagian pengapian tidak berfungsi normal.
| Berbagai kondisi yang terdeteksi bisa langsung dilihat |
Kejelian mekanik tetap diperlukan. Misalkan dalam memeriksa kondisi busi | Lampu engine check kedipannya bisa jadi patokan |
“Namun, mekaniknya tidak langsung menyatakan komponen apa yang rusak,” terangnya. Jadi tetap saja, ada beberapa bagian yang diperiksa. Seperti koil dan businya. Seperti pada mesin Toyota yang menggunakan direct fire, di mana koil langsung berada di atas businya.
Lantas beberapa hal lainnya juga bisa terdeteksi, seperti pada sektor kelistrikan dan hal lainnya. Namun, tentunya mesin pembaca ini tak pintar-pintar amat dalam membaca kondisi mobil. Karena kejelian mekanik masih tetap menjadi patokan dalam membaca scanner ini.
Misal, walaupun sudah menunjukkan sistem pengapian yang bermasalah, mesti ditelusuri pula jalur pada sistem tersebut. “Nah di situlah peran mekanik yang utama,” tutur Iwan.
Seperti yang kerap dilombakan oleh ATPM soal kontes mekanik, terdapat jebakan penyakit mobil yang membutuhkan kejelian mekanik.
Tentunya tak hanya sistem pengapian saja yang menjadi sasaran. Semua hal, seperti campuran bahan bakar dan udara, debit injektor pun menjadi input alat pemeriksa ini.
Penulis/Foto: Ben / Reza
Editor | : | Editor |
KOMENTAR