Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Dampak Kenaikan Harga BBM, Mobil, Motor & Komponen Ikut Naik?

billy - Senin, 8 Juli 2013 | 11:02 WIB
No caption
No credit
No caption


Untunglah pasar otomotif tak seperti pasar sembako, yang harga komoditinya langsung meroket, bahkan sebelum kenaikan BBM diumumkan. Kenaikan harga BBM ternyata tak serta merta turut mendongkrak harga mobil atau motor. Ada sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan menaikkan banderol kendaraan.

Mobil dan Motor Baru

BERTAHAN

“Jika hanya faktor kenaikan BBM bersubsidi saja, maka biaya produksi PT Astra Honda Motor (AHM) tidak akan naik. Harga jual unit pun tetap normal. Pengaruh kenaikan BBM bersubsidi tidak telalu signifikan,” terang Thomas Wijaya, Deputi General Manager Sales Division Astra Honda Motor (AHM).

Kenaikan biaya produksi baru akan terjadi jika 3 faktor telah terjadi. Diantaranya faktor kenaikan upah minimum buruh, faktor currency atau melemahnya nilai tukar rupiah dan faktor kenaikan harga BBM. “Ketiga faktor inilah yang dapat mempengaruhi biaya produksi. Saat ini masih dihitung apakah pengaruhnya sudah besar atau belum,” tambah Thomas.

Walau demikian, AHM akan melakukan efisiensi internal dengan menghemat anggaran untuk activity dan lainnya. “Kami akan mengefektifkan produksi. Terlebih menjelang hari raya biasanya permintaan unit akan naik berkisar sekitar 5 hingga 10 persen,” rinci Thomas.   

Hal serupa dinyatakan oleh Daihatsu, yang menyebut berusaha melakukan improvement-improvement untuk menjaga harga mobilnya Daihatsu bisa kompetitif. “Jadi dengan kenaikan harga BBM tidak otomatis harus segera menaikkan harga. Belum tentu juga apakah 3-4 bulan akan nada koreksi harga. Saat ini kita masih memantau dinamika pasar,” terang Rio Sanggau, Kepala Divisi Pemasaran Domestik PT Astra Daihatsu Motor.

Kenaikan BBM memang bisa mempengaruhi biaya produksi dari pabrik (pembuatan mobil), tapi itu tidak secara otomatis akan langsung mempengaruhi kenaikan harga jual. Karena harga jual mobil itu sendiri ditentukan oleh banyak faktor tidak hanya harga BBM. Berapa lama bisa bertahan dengan harga lama?

“Wah belum tahu juga karena kita akan mengevaluasi dari biaya produksi, tingkat persaingan, juga daya beli masyarakat. Tentu dengan adanya kenaikan BBM ini kita akan turut melakukan evaluasi. Yang penting kita akan selalu mengamati perubahan-perubahan yang terjadi,” papar  Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor.

Sampai saat ini, produsen dan dealer kendaraan masih bertahan dengan harga lama. Kenaikan BBM bukan hantaman pertama, sebelumnya produsen sudah dihadapkan dengan kenaikan UMP dan tarif listrik, tapi hingga saat ini masih bisa bertahan dan belum akan dinaikkan. “Sepertinya kalau tiba-tiba menaikkan harga kesannya seperti tidak mendukung kebijakan pemerintah. Lain cerita kalau harga pabrik naik, pasti akan kita jalankan koreksi harga. Ke depan akan kita pantau situasi profitabilitasnya dalam satu kuartal ke depan dan sebisa mungkin ditahan,” ujar Jodjana Jody, CEO Auto200.

Tapi walaupun belum mengoreksi harga, bukan berarti produsen belum menghadapi tekanan. “Dari sisi lain kita mulai enggak tahan dengan kurs rupiah yang semakin melemah. Kita lagi mendiskusikan sampai kapan bisa bertahan dengan kondisi kurs seperti ini,” kata Denny Siregar, manajer marketing PT Hyundai Mobil Indonesia.Komponen Mobil

STABIL

Harga spare part mobil ternyata tidak langsung melambung. Komponen orisinal alias OEM bahkan disebut tidak terpengaruh oleh kenaikan harga BBM. “Untuk saat ini belum ada kenaikan harga spare part, kalau untuk part orisinil biasanya tidak terpengaruh oleh kenaikan harga BBM. Hal tersebut karena spare part orisinil biasanya tergantung oleh nilai tukar dolar di Indonesia,” ungkap Kaka, pedagang spare part khusus Toyota yang bernama Kramat Motor di Atrium Senen, Jakpus.

Hal serupa juga berlaku di bengkel resmi. Tak ada harga komponen yang berubah, karena kenaikannya ternyata sudah mendahului BBM subsidi. Begitu pula dengan produsen aki, tapi penyebabnya bukan perbuahan harga BBM.

“Dalam waktu dekat ini belum akan ada kenaikan harga spare part, karena beberapa waktu lalu sudah terjadi kenaikan sekitar 7-10%,” jelas Ahmad, kepala gudang spare part Tunas Toyota Jatinegara.

“Pada Maret 2013, hampir semua jenis aki telah terjadi kenaikan harga sekitar 5-10%. Rencana kenaikan harga tetap ada, tapi belum ada kepastian soal kapan waktunya,” tutur Budi, dari Pelita Motor spesialis penjual aki di Jl. Otista Raya, Jaktim.

Komponen Motor

NAIK 5-7 PERSEN

Kenaikan harga BBM berdampak pada penjualan retail spare part genuine atau OEM (Original Equipment Manufacturer) yang beredar di pasaran. Hal ini diakui oleh Awang dari toko Century Motor di Jl. Kebon Jeruk III, Gajah Mada, Kota, Jakbar. “Pasti naik sebagai penyesuaian terhadap harga BBM. Naiknya bisa 5 sampai 7 persen,” ujar Awang, ketika dihubungi Selasa (25/006).

Mengenai kapan akan naik, Awang mengaku tengah menyiapkan harga baru. “Jika dilihat dari pengalaman dimana BBM juga pernah naik. Maka kenaikan spare part akan berlaku 2 minggu setelah pengumuman kenaikan BBM. Jadi menurut saya akan naik pada pertengahan bulan Juli,” lanjut Awang.

Lantas part apa saja yang akan naik? “Semua part fast moving biasanya akan naik. O iya, termasuk juga harga aki yang diprediksi naik menjadi 3 – 4 persen. Saat ini semua stok spare part motor Honda masih aman hingga pertengahan bulan puasa,” jawab Awang.

Oli

NAIK DULUAN

Sebelum kenaikan BBM bersubsidi, Pertamina dan Federal Oil ternyata telah menaikkan harga oli. Kenaikannya berkisar 5 sampai 10 persen. “Oli-oli buatan Pertamina sudah ada kenaikan harga sebesar 10% beberapa waktu sebelum kenaikan harga BBM,” ungkap Toro, dari Sentral Jaya Motor yang banyak menjual oli mobil di Atrium Senen Lt. 5 Blok C No. 52-53A.

“Hal ini juga sebagai langkah untuk memberikan kepastian bahwa industri tidak akan terpengaruh dengan kenaikan BBM bersubsidi,” imbuh Heru Purwoko, Product Manager PT Federal Oil.

Imbas naiknya BBM bersubsidi pada produksi oli diakui Heru tidak terlihat langsung. Raw material oli, yakni base oil belum naik. “Jadi cost produksi masih bisa normal. Memang distribusi sempat ada kendala di awal minggu lalu karena naiknya BBM bersubsidi yang juga digunakan oleh distributor. Tapi kami sudah mengatasinya dan dipastikan tidak akan mempengaruhi harga retail pelumas Federal Oil,” ungkap Heru Purwoko.     

Defisit biaya produksi akan ditutupi dari margin keuntungan harga oli yang memang sudah dinaikkan terlebih dahulu. “Mungkin kalau nantinya berbagai parameter seperti tarif dasar listrik dan lainnya ikut naik, baru akan disesuaikan kembali harga pelumas Federal Oil,” kata Heru menambahkan.

BAN

TAK LANGSUNG NAIK

Imbas kenaikan harga BBM juga berpengaruh terhadap pedagang ban, baik itu sepeda motor atau mobil. “Untuk harga ban motor pasti bakal naik tapi gak langsung, kemungkinan 2 sampai 3 bulan ke depan baru akan ada penyesuaian harga dari produsennya,” ujar Lie Darmawan, owner toko Cen128 di Jl. Kebon Jeruk III, Jakbar.

Hal itu juga diamini Irwan dari Lambdaur Oto Ban, harga ban mobil pasti akan naik sekitar bulan depan. “Biasanya dimulai dari Bridgestone sebagai pemegang pasar, jika mereka naikin harga maka merek lain juga akan menyusul,” kata pria beralamat di Jl. Lenteng Agung No. 33c, Jaksel ini.

Menurut dua pedagang ini, persentase kenaikan harga ban bervariatif. Untuk harga motor naik sekitar 10 %. “Kalo ban yang laris biasanya persentase kenaikan lebih tinggi,” ujar Lie. Sementara untuk ban mobil kenaikan diperkirakan sekitar 5 sampai 15 persen.

Pihak pabrikan pun tak serta merta dan masih menggodok keputusan menaikkan harga atau tidak. “Karena kita sudah ada penyesuaian harga bulan April lalu, jadi walau harga BBM naik harga ban kita gak naik lagi tahun ini,” urai Cakra Khrisna, Marketing Supervisor PT. Astra Otoparts, produsen ban Aspira.

“Kita masih rapatkan dan belum diputuskan apa akan naik atau tidak. Sampai saat ini masih dirapatkan oleh manajemen dan tim marketing kami,” papar Leonard Gozali, Brand Manager R4 PT. Gajah Tunggal Tbk. (mobil.otomotifnet.com)


Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa