Foton Mobilindo contohnya, yang merupakan pemegang merek Foton di Indonesia yang berasal dari China. Niatannya untuk mendatangkan MPV sekelas Avanza Xenia, yakni MPX pun sampai batal, karena diprediksi harga jualnya yang kelewat tinggi.
"Memang gak gampang bikin mobil murah. Apalagi kalau volumenya tidak banyak. Saya yakin pasti banyak masalah, kita saja kesulitan membuat mobil murah," ujar Hendry Marzuki, CEO Foton Mobilindo.
Persoalan pertama dari sebuah mobil murah pasti soal harga jual. Dan itu berpengaruh terhadap volume penjualannya. Kalau jualannya sedikit, harganya pasti mahal, dan terus berpengaruh terhadap layanan aftersales dan spare partsnya.
Selain itu, pihak leasing pun tidak akan mau mengambil resiko, sehingga ujung-ujungnya bakal memberikan uang muka yang lebih tinggi, juga bunganya yang lebih tinggi.
"Itu karena secara fakta, harga tidak bisa bohong. Semakin mahal harganya, semakin berkualitas mobilnya, begitupun sebaliknya. Dan tanpa ada track record kualitas, leasing tidak akan mau ambil resiko," tambah Hendry.
Sehingga, mau tidak mau harga perlu sedikit diangkat. Tapi konsekuensinya, ketika perbedaan harganya sangat tipis, maka mobil-mobil murah tersebut tidak akan dilirik konsumen. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR