Menurut penelitian tersebut, ada beberapa faktor yang membuat orang enggan untuk melirik mobil ramah lingkungan. Dantaranya, harga kendaraan yang mahal dan jarak tempuh mobil ‘hijau’ yang terbatas. Hingga kenyataan bahwa lokasi fasilitas pengisian ulang yang masih sedikit.
Mike VanNieuwkuyk, Executive Director PGAS mengatakan. “Yang menjadi pertimbangan utama adalah masalah finansial. Dimana faktor harga kendaraan tersebut yang masih mahal, serta ketakutan akan tingginya biaya perawatan mobil hijau tersebut.”
Dirinya menambahkan, jika para konsumen sebenarnya ingin membeli mobil hijau tersebut. “Tetapi tentu dengan harga yang tidak memberatkan mereka.”
Selain itu, jarak tempuh yang terbatas juga menjadi alasan bagi konsumen untuk menjauhi mobil ramah lingkungan. Sebagai contoh, dengan konsumsi 1 liter BBM tiap 16,9 km, Chevrolet Volt hanya dapat memenuhi 70 persen perjalanan harian dari para pengguna di negeri paman Sam itu.
Riset ini juga melaporkan jika 75 persen dari konsumen mobil elektrik atau hybrid menginginkan adanya penghematan dari biaya bensin mereka. Sedihnya, hanya separuh, alias 50 persen konsumen saja yang membeli mobil hijau karena alasan peduli pada lingkungan.
Intinya, harga mobil ramah lingkungan memang harus dipangkas jika tetap ingin laris. “Lebih jauh, subsidi yang agresif dari pemerintah harus dipertahankan dengan jangka waktu lama. Terakhir, biaya dari teknologi ramah lingkungan juga perlu diturunkan,” pungkas Mike. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR