Jumlah transaksi yang terus mengalami peningkatan
Jakarta - Tren jualan dan belanja di online atau biasa disebut e-commerce (e-dagang) saat ini sudah semakin meningkat di Indonesia seiring bertambahnya kelas menengah. Dikutip dari Kompas, pada tahun 2013 saja nilai jualan online mencapai sekitar Rp 96 triliun.
Tahun ini diperkirakan akan naik menjadi Rp 120-140 triliun dan akan terus meningkat. “Tren e-dagang sudah ada sejak 4-5 tahun lalu. Karena mulai dari nol, kenaikannya setiap tahun bisa sampai dengan 300%,” ujar Daniel Tumiwa, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) saat dihubungi.
Hal ini juga terjadi di bidang otomotif. Pasar di segmen ini juga sangat menjanjikan. Jumlah transaksi yang terus mengalami peningkatan sebanding dengan uang yang berputar. “FJB Kaskus dalam satu minggu tak kurang 10 ribu listing transaksi komponen hingga aksesori otomotif.
Namun jumlah nominalnya saya tidak pegang datanya, karena FJB merupakan toko online jenis classified, jadi mereka bertransaksi tidak lewat kita (Kaskus). Tetapi setiap tahun yang melakukan transaksi naik 10%,” terang Ignatius Untung, Head of Marketing Kaskus.
“Tren e-dagang sudah ada sejak 4-5 tahun lalu. Karena mulai dari nol, kenaikannya setiap tahun bisa sampai dengan 300% Daniel Tumiwa, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA)
Lantas bagaimana untuk situs online shop jenis marketplace atau B to C. “Nah, untuk situs jenis ini, bisa hit 25 ribu sampai 50 ribu transaksi per hari. Rata-rata pertransaksi bisa Rp 100 - 300 ribu per hari,” beber Untung, yang pernah berkarir di toko online belanja.com ini.
Dari data tersebut, jika dihitung berdasarkan logika matematika sederhana maka 50.000 transaksi dikalikan Rp 100.000, hasilnya Rp 5 miliar per hari. Nah, jika dikalikan sebulan, Rp 5 miliar x 30 hari = Rp 150 miliar. Kemudian jika dikalkulasi hingga 1 tahun, Rp 150 miliar x 12 = Rp 1,8 triliun. Asumsi besaran omzet tersebut hanya untuk 1 toko online saja.
Hal senada diungkapkan oleh Hartono Sufi, Chief Marketing Officer modifikasi.com. “Tren jual beli di forum ini setiap tahun naik 15 - 25%,” ungkapnya. Dengan adanya forum jual-beli, website sangat terbantu berdasarkan jumlah pengunjung yang masuk ke modifikasi.com. “Semakin sering member bertransaksi, maka website semakin dipercaya oleh khalayak,” tambahnya.
Selain itu adanya jual beli online membantu penjualan, khususnya konsumen yang ada di luar kota dan luar pulau Indonesia. “Jadi yang tidak bisa datang ke toko bisa berkunjung ke situs untuk membeli helm, jaket, atau celana turing,” jelas Agus Hermawan pemilik toko apparel Juragan Helm di Jl. Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta.
Serupa dengan Tanggo Motor di kawasan Cengkareng, Jakbar. Khusus untuk yang toko online-nya hingga kini tercatat 12 ribuan konsumen yang terdaftar. Yang aktif menurut pemiliknya, Riki Edy Ferky, di kisaran 30 persennya. “Pada tahun 2014 lalu tercatat 5.017 transaksi online untuk pembelian sebanyak 28.554 produk”.
Lalu berapa revenue yang bisa didapat Tango Motor lewat toko dunia maya? “Dari data tercatat Rp 8 juta sehari, jumlah yang kurang lebih sama juga didapat dari penjualan offline.” Ia menjelaskan lagi bahwa lewat jalur online datang konsumen mancanegara.
“Ada konsumen yang pesan gril Daihatsu Feroza dari Jerman, kalau dari Filipina biasa pesan spare part Avanza, dan yang dari Srilanka pesanannya buat Panther. • (Otomotifnet.com)
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR