Jakarta - Terkadang, banyak konsumen yang kebingungan, bagaimana bisa para produsen memberikan diskon besar-besaran pada mobil barunya. Apakah tidak rugi? Atau jangan-jangan harga sebenarnya bisa lebih murah dari yang tercantum di price list?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut sebenarnya sulit, karena merupakan rahasia dapur masing-masing perusahaan. Diskon bisa membuat perusahaan merugi, bisa juga tidak, karena harga pokok mobil yang dijual sebenarnya jauh lebih rendah dari harga resmi pada price list, sehingga leluasa memberikan diskon besar.
Sebagai gambaran, laba bersih bisnis divisi otomotif Astra periode kuartal pertama 2014 harus turun 9 persen menjadi tinggal Rp 2 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp 2,2 triliun, salah satu penyebabnya akibat terjadinya perang diskon.
Sumber otomotifnet.com di internal pusat Auto2000 pun mengungkapkan, ada selisih harga sekitar Rp 40 jutaan untuk Toyota Avanza, antara harga pokok (off the road) dengan harga di price list (on the road).
"Harga pokok bisa beda sampai Rp 40 jutaan, itu sebelum pajak dan lain-lain ya. Saya sering lihat fakturnya, sekitar segitu harga pokok mobil sebelum dijual ke pasaran," ungkapnya.
Sehingga, rasanya wajar kalau produsen berani memberikan diskon besar-besaran pada produknya. Karena, kalaupun tidak sampai merugi, setidaknya mereka masih tetap mendapat untung dari selisih harga jual tersebut. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR