"Kelebihan berat badan," buka Brahmantio, manager tim yang juga tuner motor berkelir kuning biru ini. "Karena berat, motor dibuat lebih kencang. Eh motor sudah tambah kencang, Bule-nya tambah berat juga. Idealnya 58 kg, sekarang beratnya 64 kg," ungkapnya sambil membimbing sang pembalap olah tubuh agar lebih ringan.
Untungnya power 35 Dk dan torsi 21 Nm masih mampu meladeni bobot ekstra sang pembalap. Untuk menghasilkan tenaga besar, kapasitas silinder sengaja ditingkatkan. Pilihannya adalah mengganti piston dengan ukuran 64 mm, hasilnya ruang bakar bengkak jadi 265 cc. Di OMR Ninja 250R, bore up masih diperbolehkan.
Langkah ini diikuti peningkatan debit bahan bakar. Yang pasti sudah porting polish dan mengatur ulang suplai bahan bahan bakar dengan noken as Beet. "Noken as tinggal pasang tapi disetting ulang pakai sprocket adjuster. Kalau enggak bisa settingnya gak akan kencang," bisik Brahmantio yang tetap mengandalkan klep standar sesuai regulasi dikawinkan dengan per klep pesanan khusus.
Untuk pengapian, CDI Jetting Pro diandalkan. Otak pengapian ini lebih advance karena bisa setting kurva pengapian secara detail dengan software yang sudah disediakan. Uniknya ditambahkan pula penyetabil arus berlabel XCS. "Waktu XCS dicoba torsinya lebih baik, makanya dipasang terus," ungkap pria yang akrab disapa Bram ini,
Transfer tenaga ke roda belakang pun cukup sederhana. Kampas kopling masih standar, hanya per kopling yang diganti produk lokal merek 3DI. "Final gearnya pakai ukuran standar. Bule merasa cocok dengan kombinasi itu," jelasnya.
Kaki-kakinya juga enggak repot karena sang pembalap tidak menuntut banyak. Buktinya waktu diberi sokbraker belakang KTC dan per depan Beet, performanya masih oke. "Bannya aja cuma pakai Battlax BT-090," tutup Bram dari speed shop-nya di Jl Tenggiri 4A, Rawamangun, Jakarta Timur. (motorplus-online.com)
Spesifikasi
Piston: JE Pistons
Noken As: Beet
Per Klep: 3DI
CDI: Jetting Pro
Knalpot: Sportisi VRX
Sportisi Motorsport: (021) 47862148/47862154
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR