Uniknya, di komunitas bore up Yamaha Mio, banyak yang enggan mengaplikasi knalpot model free flow atau racing. Maunya tetap sederhana dengan tampilan silincer standar tapi lari kencang! Solusinya pakai silincer bobokan dan ganti leher knalpot agar arus gas buang lebih lancar.
Saat ini ada beberapa pilihan bentuk leher knalpot bobokan buat bore-up. Salah satu yang berpengalaman membuat leher knalpot ini adalah Bayu Prihatna Bakti dari Wijaya Knalpot. "Ada 3 macam bentuk pipa yang selalu diterapkan ke konsumen," bukanya. Yuk dirinci satu-persatu.
Untuk yang ingin nafasnya pendek-pendek tapi responsif bisa mengaplikasi bentuk melengkung. Lekukannya mirip logo sepatu olah raga, Nike. "Leher ini menawarkan tenaga bawah hingga menengahnya dapat tercapai dengan waktu singkat karena aliran gas buangnya lebih ngeplong alias freeflow karena tidak ada hambatan," jelas Bayu.
Kalau napas mesinnya tidak ingin cepat habis, bisa memilih model kedua. Ubahan pipa ini layaknya pipa standar, tetapi tekukan lehernya lebih panjang 2 mm. Lekukan ini yang berguna agar tendangan gas buangnya lebih tertahan.
"Sedang diameter pipanya bisa disesuaikan dengan korekan mesinnya. Biasanya yang hanya bore up 150 saja pakai diameter pipa 24 mm, tapi kalau sudah ganti klep dan noken as bisa pakai pipa yang lebih besar," jelas pria yang bengkelnya mangkal di Jl. Cendrawasih, Ciputat, Tangerang.
Pilihan ketiga beda lagi. Yang ini khusus buat yang ingin napasnya panjang! Misalnya doyan ngebut di trek panjang atau turing. "Ada pipa dengan bentuk standar tapi didesain bertingkat. Dari pipa berdiameter 24mm, 26 mm, dan mendekati 28 atau 30 mm di dekat silincer," jelasnya.
"Khusus model leher knalpot yang terakhir, sebaiknya ubahan mesin bukan sekedar bore up 150 cc saja. Idealnya sudah harus aplikasi klep besar dan ubahan noken as," lanjut Bayu dari bengkelnya. (motorplus-online.com)
Wijaya Knalpot: 021-93239085
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR