Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Wacana Pembatasan Jarak Tempuh Motor, Keras Ditentang Rakyat Biker!

billy - Minggu, 18 November 2012 | 11:29 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Wacana yang digulir, Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Pudji Hartanto mengenai pembatasan jarak tempuh motor terus bergulir.

“Saat ini kami sedang sosialisasikan kepada pembuat kebijakan. Karena semua ini perlu payung hukumnya. Kalau tidak ada undang undangnya tidak boleh. Intinya, aturan ini dilaksanakan untuk kebaikan pengendara itu sendiri,” ungkap Irjen Pudji.

Latar belakang bergulirnya wacana ini karena musim mudik yang banyak merenggut korban. “Pihak kepolisian telah mengevaluasi sejak beberapa tahun ke belakang. Mayoritas penyebab kecelakaan dari kendaraan roda dua. Paling tidak kalau hal ini diberlakukan untuk momen terbatas seperti Lebaran,” katanya lagi.

Pastinya banyak pengendara merasa keberatan oleh usulan yang diajukan pihak kepolisian ini. Bagi mereka, jika wacana ini jadi, maka aktivitas positif yang biasa dilakoni rakyat biker seperti turing, silaturahmi akan berhenti dengan sendirinya. Atau jangan-jangan, memang ke situ arahnya?

TERLALU MENGADA-ADA

No caption
No credit
No caption

“Jika alasannya motor tidak dan jauh dari safety saat turing jauh dilihat dari tingginya angka kecelakaan saat mudik, wah keterlaluan,” jelas Dody Chrome, builder beken asal Jakarta.

“Arus mudik ratusan ribu orang dalam tujuan sama, pastinya memakan korban. Hal ini bukan berarti motor bahaya, tapi pemerintah harusnya mencari cara mengatasinya,” gemas Dodi.

Ia malah mengkritisi kebijakan pemerintah yang memudahkan orang memiliki motor.”Akarnya dari situ. Sekarang semua orang gampang punya motor, Skill mereka nggak ada, wajar kalau motor diklai, mesin pembunuh,” jelasnya lagi.

Dari profesinya sebagai builder, larangan ini tentu berdampak besar. Pesta biker yang melibatkan modifikator misalnya, bakal sepi pengunjung karena biker tak bisa lagi turing.

“Jarang ada biker yang datang ke pesta biker nggak pakai motor, afdalnya mereka riding dari berbagai tempat untuk datang ke lokasi ini. Di mata klubnya ia mendapat wings turing, ia juga dihargai sebagai biker sejati. Nah jika dilarang riding jauh, bagaimana?” katanya balik bertanya.

Agus Sigit Wicaksono dari Karisma Fans Club menambahkan peraturan yang akan diberlakukan ini jelas mengada-ngada. “Masak jarak tempuh motor diatur. Kalau transportasi massal masih amburadul, aturan ini tidak akan mendapat respon baik,” geram Agus.

PEMERINTAH GALAU
“Wacana ini terus terang saja menggelikan,” buka Boy Hendraningrat, president alias brain dari Outsiders Nationz, mewakili chapter yang tersebar di Indonesia.

Walau sebatas wacana, Boy menilai ini sebuah kebuntuan dari pemerintah yang tak bisa menciptakan iklim aman para motoris. “Dicari jalan cepat, larang dan larang,” kata Boy.

Ronald, dari komunitas Kawasaki Ninja Jakarta menambahkan yang perlu dilakukan pemerintah adalah memperbaiki infrastruktur jalan.

“Lihat jalur perjalanan mudik. Masih banyak rusak. Belum lagi kalau berkendara pada malam hari yang gelap dan berpotensi penyebab kecelakaan. Sebaiknya hal ini dulu yang harus segera diperbaiki,” katanya lebih lanjut.

Ia menilai, peraturan atau masih sebatas wacana, harusnya lebih mengakar dan tidak instan. Ia setuju dengan pendapat bahwa motor terlalu mudah didapatkan.

“Ini yang menjadi sumber kecelakaan dan tingginya korban motoris di jalanan. Punya uang Rp 500 ribu saja sudah bisa dapat motor, atau malah tanpa uang sekalipun. Ini yang bahaya,” rincinya.

Khusus tentang pelarangan Boy menilai sangat melanggar hak asasi manusia.”Kita bayar pajak dan berhak riding selama ada di wilayah NKRI. Nah, pelarangan ini tentunya sangat tidak masuk akal,” tegasnya.

KANG JEJE MESTI PULANG
Wacana ini jelas bikin gelisah para peturing yang kangen saling bertemu di event khusus. Buat mereka ritual jalan jauh nggak semata hanya untuk manasin motor atau sekadar menghabiskan waktu.

Turing jauh bermakna lebih dalam, melepas kerinduan, sekadar share informasi sekaligus sebagai ajang pelepas stress. “Turing menuju pesta biker bukanlah hal yang bisa disepelekan. Di sana terkadang banyak makna didapat, paling terasa nuansa persahabatan di antara kami. Melalui acara seperti itu juga kami bisa saling mengenal karena turing ini,” jelas Moch. Iing, ketua Paguyuban Otomotif Sumedang.

Sehingga, jika wacana ini jadi diberlakukan, peturing keliling dunia, Jeffrey Polnaja yang saat ini telah menyelesaikan etape keduanya pasti bakalan ditangkap. Lha wong, jarak tempuh Kang Jeje sudah jauh melebihi jarak yang diperkenanankan.

Karena itu, bagi mereka, wacana pembatasan jarak tembuh motor sama sekali tidak bisa diterima dengan akal sehat. Juga dirasa begitu sangat ironis karena seorang pengendara sejati yang bermaksud mengharumkan nama bangsa tapi malah ditangkap karena dianggap menyalahi peraturan. Oalah...!   (motorplus-online.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa