Pertumbuhan pengendara moge sangat signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini. Sebagian di kategorikan sebagai pengendara pemula. Baru bisa bawa motor langsung geber motor berkapasitas di atas 400 cc.
Saat ini pabrikan motor dan importir umum (IU) juga jor-joran menjual produk motor berkapasitas besar. Pabrikan seperti Kawasaki, Suzuki, Yamaha juga diketahui menjual motor besar. Moge juga telah menjadi lifestyle bagi beberapa kalangan tertentu.
Tobun yang kini melatih safety riding untuk pengendara moge Kawasaki ini memberikan beberapa tips terkait dengan pengendara moge, apalagi yang awam. “Biasakan diri dengan cara berbelok atau cornering, braking. Sebaiknya untuk awal, sering berlatih di lokasi yang layak seperti di Sentul sebelum melakukan riding di jalanan,” jelas Tobun.
Yang pasti power moge dengan kapasitas 600 cc berpuluh kali dibanding dengan bebek atau skubek yang berkisar di angka 7-8 dk. “Sekali betot gas badan seperti ketarik. Pegangan tangan ke setang juga mesti kuat,” ulasnya.
Fisik yang prima juga dituntut dalam mengendarai moge. “Istirahat cukup paling tidak 6-8 jam sebelum bawa moge. Ini penting. Banyak kasus kecelakaan diawali dengan kondisi si pengendara yang tidak baik. Antisipasi dan refleksnya rendah. Dengan moge hal ini tidak bisa,” bilang Tobun.
Fisik dan stamina ini juga dipengaruhi oleh karakter mesin moge. “hawa mesin sangat menguras tenaga. Apalagi di tengah Jakarta yang kondisinya macet. Membawa moge bisa sangat menyiksa,” ungkap Tobun.
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting memberikan ulasan soal berkendara yang penting mind-set. “Biasanya ada perasaan ego berkendara motor besar. Attitude ini jadi sumber petaka,” kata Jusri.
Soal skill berkendara bisa jadi nomor seratus. “Skill bukan yang utama. sikap dan perilaku berkendara yang harus menjadi perhatian,” bilangnya. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR