Karena prinsip kerja utamanya meledakkan bahan bakar tanpa perlu ledakan api, maka fokus oprekan pun ditujukan pada suplai udara maupun bahan bakar.
Misalnya memperlancar pasokan udara dengan pakai saringan udara tipe high-flow. Atau utak-atik turbo agar tekanannya bertambah.
Lebih lanjut bisa bermain software. Kilikan elektronik ini cukup efektif mengatur pasokan bahan bakar pada waktu dan jumlah yang lebih pas dengan keinginan.
Penambahan water methanol injection pun bisa jadi pilihan karena instan menambah tenaga. Namun kalau ingin total, bisa menyentuh hampir semua sektor.
Ambil contoh tekanan turbo menggila dengan menukar rumah keong agar bisa bertiup lebih kencang. Sedangkan pilihan kilik elektronik pun bisa di-upgrade lagi dengan stand alone ECU buat menembus batas ECU standar.
Apakah Anda termasuk ‘Diesel Freak’?
Piggyback & Stand Alone ECU
Sudah banyak beredar piggyback di pasaran. Mulai dari yang plug and play sampai programmable. Kalau mau plug and play, bisa bertandang ke Banteng Mas di Pasar Mobil Kemayoran, Jakpus. “Instalasi hanya 15 menit,” ujar Arif, bos Banteng Mas.
Selain itu, piggyback programmable bisa lebih sesuai dengan setting-an mesin. “Powerlab mengatur injector pulse dan fuel pressure,” ujar Rudi dari Espe’el Motorsport yang menjual Powerlab dengan rentang Rp 11-13 jutaan.
Piggyback dipasang masih bergandengan dengan ECU standar. “Kalau stand alone ECU, khusus mengatur mesin. ECU standar hanya dipakai untuk mengatur komponen lain. Misalnya AC, ekstra fan,” bilang Teddy tuner Rev Engineering di Kedoya, Jakbar.
Dengan stand alone, beberapa variabel bisa dimaksimalkan, misalnya menaikkan redline yang tidak bisa diatur pada piggyback. Makanya stand alone lebih mahal. “Kalau piggyback sekitar Rp 13 juta, stand alone bisa Rp 17,5 juta,” lanjut Teddy yang mengandalkan produk Monster. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR