Pemprov DKI Jakarta mengaku tidak menemui kendala berarti dalam masa peralihan proyek ke PT MRT Jakarta. Bahkan terkait demo warga Fatmawati yang wilayahnya dilalui MRT, dianggap sudah diselesaikan dan sepenuhnya menjadi kewenangan PT MRT Jakarta. “Pokoknya fixed tahun ini dibangun, nanti tinggal pembebasan lahannya urusan kita (Pemprov DKI Jakarta-red),” yakin Jokowi.
PT MRT Jakarta mengaku siap untuk dimulainya pembangunan fisik atau ground breaking. “Sekarang sedang penyelesaian kontrak. Pengerjaan kontruksi dilakukan tahun ini. untuk lebih detailnya silahkan lihat website MRT Jakarta,” papar Dono Boestami, Direktur Utama PT MRT Jakarta saat dihubungi (22/05).
Konsorsium kedua diisi oleh Sumitomo Mitsui dan PT Hutama Karya, yakni mengerjakan 1 paket bawah tanah dari Dukuh Atas hingga Bundaran HI. Dikatakan Dono, setelah pengumuman pemenang tender ini pihaknya akan menyelesaikan kontraknya. “Setelah itu mereka melakukan detail engineering design, setelah semua setuju maka mereka akan menagih uang muka ke kami. Setelah itu mobilisasi dan konstruksi. Kami sudah sepakat dengan pihak JICA untuk dipercepat semua," imbuhnya.
Masih menurut Dono, total nilai proyek paket 1 dari Lebak Bulus Bundaran HI sebesar 125 miliar Yen. Sementara itu 3 paket akan dibangun di bawah tanah dari Al Azhar sampai Bundaran HI nilainya Rp 3,6 triliun. Seperti diketahui 125 milar Yen telah cair dari pinjaman JICA (Japan International Corporation Agency). (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR