Hasil lap tercepat ketika sesi tes privat dari motor production racer alias motor replika Honda RC213V di Sirkuit Motegi, Jepang beberapa waktu lalu, membuat optimis bos besar Honda Racing Corporation (HRC) yaitu Shuhei Nakamoto. Menurutnya, motor ini bakal bisa meraih posisi finish di urutan 6 besar. Mengingat aturan di kelas motor prototipe murni juga semakin diperketat.
“Dalam sesi kualifikasi nantinya, performa motor pabrikan bisa dipastikan takkan terkejar. Lantaran setting motor akan dibuat lebih ke setup performa terbaik. Tapi di sesi balapan nantinya, ada batasan bahan bakar sebanyak 20 liter saja, kondisi ini membuat tenaga putaran mesin harus diturunkan agar bisa mencapai garis finish,” ungkap Shuhei Nakamoto, selaku Vice President HRC.
“Jadi nantinya performa motor akan lebih imbang antara motor prototipe murni dengan production racer. Mungkin jika Casey Stoner mau menunggangi salah satu motor production racer di MotoGP Australia nanti, ia mungkin bisa meraih kemenangan,” candanya.
Komitmen besar Nakamoto membawa motor balap replika jadi lebih kompetitif di MotoGP, memang patut di acungi jempol. Lantaran hal ini juga butuh effort yang besar. Paling tidak mereka harus tetap tampil di 10 besar lantaran menggunakan motor komplit yang diproduksi oleh HRC.
Berbeda dengan Yamaha yang memasok mesin prototipe murni, namun riset penggunaan rangka lain dan sistem kelistrikan bakal dipelajari lagi oleh setiap tim. Apakah cara Honda yang paling tepat? Kita lihat saja nanti buktinya. (otosport.co.id)
Editor | : |
KOMENTAR