Tidak ingin terjadi masalah seperti yang dialami FOTA, FIA (Fédération Internationale de l'Automobile) sebagai badan tertinggi balap mobil dunia melalui Jean Todt selaku Presiden FIA, mengambil langkah baru. Langkah tersebut adalah penggunaan sistem demokrasi untuk pengambilan keputusan pada sebuah masalah.
“Selama ini peraturan pengambilan keputusan di Formula 1 sangat kaku, sehingga untuk mengubah sesuatu cukup sulit. Tapi dengan menggunakan sistem demokrasi, pengambilan keputusan bisa ditetapkan setelah melihat hasil terbanyak alias mayoritas. Bukan lagi didasarkan pada 70 persen orang yang menyepakatinya. Bagi FIA ini adalah hal yang sangat positif,” ujar Todt.
“Pemberlakuan sistem demokrasi seperti ini, tidak akan menguntungkan pihak manapun, sebab ini adalah kesepakatan mayoritas. Jadi ketiga komponen yang jadi komisi di F1 yaitu penyelenggara dalam hal ini FOM, representatif FIA serta perwakilan tim manufaktur dan pemilik tim lain, bisa memilih yang terbaik buat mereka,” lanjutnya. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR