Lokasi penyelenggaraannya meski di wilayah Jabar namun berjauhan. IRS yang diselenggarakan oleh Indospeed Management, menggunakan Sirkuit Sentul dan Motoprix yang dihelat Kapota Motorsport Club ada di Sirkuit Gery Mang, Subang.
Beruntung pada akhirnya ke-2 balapan tersebut enggak jadi bentrok. “Keputusan terakhir, pihak Sirkuit Sentul menyatakan aspal trek belum siap untuk balapan. Keluarnya keputusan itu sendiri pada senin sore (1/10),” kata Eddy Horison dari biro roda 2 on track PP IMI.
Dengan adanya keputusan tersebut, maka IRS seri 4 rencananya akan digelar awal November. Sementara Motoprix, tetap jalan sesuai jadwal di Subang. Kalau saja balapan itu jadi bentrok, sekilas memang memang enggak ada masalah. Tapi bila dikaitkan dengan penjenjangan pembalap, maka hal semacam ini ke depannya akan menimbulkan masalah.
“Bersama tim ASH, kita punya program untuk penjenjangan pembalap menuju balapan supersport. Nah musim balap ini, sebenarnya kita mencoba memasukkan M. Zaki ke penjenjangan tersebut,” kata Rudy Hadinata, pemilik tim Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya.
Dengan umur yang akan masuk di 17 tahun dan punya modal sudah merasakan ketatnya berkompetisi di Motoprix dengan motor bebek, ada peluang bagi Zaki untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi dengan masuk di kelas supersport. Asumsinya dengan menimba ilmu selama 3 tahun, maka pada usia 20 tahun harapannya Zaki bisa lebih kompetitif di tingkat asia.
“Agar penjenjangan ke balap supersport enggak terkendala, sudah seyogyanya jadwal balap motor enggak ada yang bentrok,” usul Rudy.
Memang saat ini baru sedikit tim yang membuka peluang bagi pembalap mudanya untuk berlaga di ajang supersport dan salah satunya adalah tim asal Bandung ini. Namun bukan tidak mungkin, tahun-tahun mendatang akan lebih banyak lagi tim balap nasional yang ingin pembalap mudanya belajar balapan supersport di usia dini. (otosport.co.id)
Editor | : | billy |
KOMENTAR