Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Review Drift Indonesia 2010, Tertatih Untuk Jadi Lebih Baik

billy - Senin, 10 Januari 2011 | 07:32 WIB
No caption
No credit
No caption


Jakarta - Ajang kompetisi drifting memang masih baru di Indonesia. Meski begitu, pertumbuhannya tergolong pesat. Sayangnya beberapa hal sempat menodai kemajuan drifting di Tanah Air.

Meski ada beberapa hal yang bersifat positif, semua pihak musti instropeksi diri untuk menyambut musim kompetisi 2011.

MALAYSIA & THAILAND

Event drifting Indonesia praktis hanya dikuasai oleh GT Radial Top1 Jakdrift dan Achilles Drift Battle. Masing-masing menggelar 4 event yang membuat para drifter jadi tak sia-sia mengucurkan dana puluhan bahkan ratusan juta untuk membangun mobil.

Driftbash sebagai organizer yang menghelat GT Radial Top1 Jakdrift bisa dibilang pemain baru di Indonesia. Namun seringnya datang dan berkomunikasi dengan drifter di Formula Drift (FD) membuatnya tak ragu untuk membuat event.

Bahkan bisa dibilang kalau event ini benar-benar mengacu pada event tingkat Asia. Mulai saat kualifikasi, tandem bahkan saat pengumuman
pemenang setelah tandem.

Tidak mau kehilangan semangat FD, saat gelaran selalu menggunakan juri drifter asal Malaysia, salah satunya Tengku Djan Ley yang baru saja meraih gelar juara FD 2010. Baru belakangan saja menyematkan juri dari Indonesia. Banyak pelajaran yang mampu diambil oleh drifter dari penjurian yang dilakukan Djan.

Terutama mengenai line dan angle yang diciptakan. Setting trek juga dilakukan oleh Djan. Tidak ada yang salah, justru drifter mendapat nilai tambah karena trek disetting sesuai standar FD dan disesuaikan dengan performa drifter Indonesia.

Namun di balik itu semua, event tersebut tak luput dari kekurangan. Hampir semua serinya didominasi oleh pendatang dari Malaysia. Beberapa nama yang dipakai sebagai pimpinan lomba memang memiliki lisensi dari IMI sebagai induk otomotif tertinggi Indonesia, namun sayangnya para  pimpinan lomba tersebut tak tahu harus berbuat apa. Penyebabnya semua sudah ditangani oleh pihak Malaysia.

Pimpinan lomba jadi tak memiliki wewenang terhadap ‘lomba'nya. Secara logika seharusnya pimpinan lomba merasa bersyukur karena jadi tak memiliki kerja. Tapi hal tersebut tak boleh dilakukan karena pimpinan lomba bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan lomba. Disini IMI seperti tidak dihargai.

Bukan hanya itu saja, bahkan seorang steward (pengawas lomba) sempat tidak diperbolehkan masuk oleh kru event. Setelah diberi penjelasan baru diperkenankan masuk. Beruntung saat event tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Puncaknya saat gelaran seri akhir. Beberapa kali event dimundurkan penyelenggaraannyaserta tempat yang selalu berubah. Pihak penyelenggara awalnya menginginkan kalau gelaran akan di Lanud Husein atau Sulaiman, keduanya di Bandung. Namun karena tak mendapat jawaban pasti dari kedua Lanud tersebut akhirnya gelaran di pindah ke sirkuit gokart di Sentul.

Di sisi lain, ADB yang memulai event drifting di Indonesia justru mengalami naik-turun kualitas event yang sangat nyata. Penyelenggaraan ADB 2010 dibuka dan ditutup dengan event yang sangat rendah kualitasnya.

Saat pembukaan, coba diterapkan aturan-aturan yang mengacu pada FD. Namun ternyata di tengah lomba banyak terjadi kekacauan. Jadwal yang serbamolor sampai dihentikannya lomba menjadi catatan yang sangat buruk. Jadwal banyak molor karena terlalu banyak acara dil uar event utama.

Hal ini membuat banyak drifter bertanya-tanya mengenai kelanjutan acara setelah 1 acara selesai. Terlihat manajemen waktu yang diterapkan gagal.

Puncaknya ketika lomba dihentikan karena hujan atas keputusan pimpinan lomba. Dengan alasan trek licin dan tak lagi aman maka lomba dihentikan. Sontak hal ini membuat drifter, tim dan penonton kecewa, karena lomba jadi antiklimaks. Melampiaskan kekesalannya, beberapa drifter justru masuk trek dan melakukan aksinya. Terjadi satu kali insiden, namun secara keseluruhan tidak ada masalah.

Memasuki seri berikutnya, pihak Achilles mendatangkan drifter Thailand yang disponsorinya, Kiki Sak Nana, Atsushi Murata, Ju dan Oat. Maksudnya untuk meningkatkan kualitas lomba. Salah satunya dengan menseting trek berbatas langsung beton. Awalnya hal ini banyak ditentang karena level drifter Indonesia belum memadai.

Namun ternyata beton sebagai pembatas trek tetap digunakan. Hasilnya, para drifter justru semakin terpacu. Ini juga berkaitan dengan keamanan trek. Jika tetap menggunakan ban, kalau mobil ‘datang' dengan kecepatan tinggi dan menabrak ban, justru efeknya akan semakin parah. Inilah titik balik drifter dan drift di Indonesia secara trek.

Seperti juga rombongan Malaysia, rombongan dari Thailand ini juga membagi ilmu-ilmunya kepada drifter Indonesia. Tak hanya tentang penilaian dan cara drift, namun juga setting mobil. Sama seperti GT Radial Top1 Jakdrift, di penghujung event ADB juga terjadi kemunduran, bahkan lebih parah.

Ketidaktegasan pimpinan lomba dalam mengambil keputusanmerupakan akar dari permasalahan. Terlihat sekali pimpinan lomba tidak menguasai buku aturan lomba serta drifting itu sendiri. Bahkan unsur pertemanan dan ‘rasa tidak enak' kental dalam pengambilan keputusan.

Efeknya unsur keamanan lomba jadi diabaikan. Satu kesalahan yang sama-sama terjadi di dua event tersebut yakni penggantian mobil oleh peserta sebelum masuk tandem. Keduanya juga sama-sama mendapat persetujuan dari peserta lainnya. Hal ini yang seharusnya tak terjadi. Jika mobil rusak, ya sudah berhenti. Perihal mendapat persetujuan dari peserta, pasti akan didapat, karena unsur pertemanan dan ‘rasa tidak enak' tadi.

Kalau unsur pertemanan tetap dipegang teguh mengalahkan aturan lomba, suatu kemunduran bagi drift Indonesia bahkan mungkin motorsport Indonesia. Mulailah bertindak sportif dan mulailah berpikir untuk kemajuan drift di Tanah Air. Kita sudah kalah cepat dari Malaysia dan Thailand saat memulai drifting, masak mau terus-terusan mengalah? (otosport.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa