OTOMOTIFNET - PP IMI cukup reaktif menanggapi surat FIA yang ditembuskan ke presiden FIA, presiden WRC, presiden APRC, koordinator APRC dan BMI itu. “Saya menugaskan Irawan untuk menyelesaikan masalah logistik ini. Bahkan saya menghubungi langsung dirjen bea cukai agar semua berjalan lancar,” terang Ari Batubara, ketua PP IMI. Misi berhasil. Kontainer berhasil dikirim ke Cina tepat waktu.
Irawan bilang sumber masalahnya ada di Murray Brown. Koordinator APRC tersebut adalah orang yang paling bertanggungjawab di logistik. “Dia tak tahu soal aturan bea cukai di Indonesia dan hanya mempercayakan kepada mitra lokal di Indonesia yang juga tidak tahu aturan jika kontainer tak diambil lebih dari 30 hari,” tegas Irawan.
Pembatalan APRC Indonesia menyebabkan kontainer di pelabuhan tak diambil lebih dari 30 hari. Sehingga menurut aturan musti dikarantina di kawasan khusus dan dikategorikan sebagai barang tak bertuan. Nah, untuk mengeluarkan dari karantina, pemilik barang musti diwawancara langsung oleh pihak bea cukai. Semua proses ini musti dilewati paling cepat 10 hari.
Proses inilah yang tak disadari Murray atau mitra lokalnya. “Dia (Murray) semula tak percaya perlu proses 10 hari karena selama menggelar APRC di Indonesia tak menemui kendala seperti ini. Maksimal dia bilang 3 hari kerja. Tapi kan itu jika semua normal, sekarang kan kontainer parkir di pelabuhan lebih dari sebulan,” terang Irawan lagi.
Meski bukan tanggung jawabnya, IMI menolong FIA dan Murray sehingga proses 10 hari itu dapat dipangkas menjadi hanya 2 hari. Puaskah FIA dan Murray? Ternyata belum! Ada sejumlah biaya yang belum dibayar BMI terkait kerugian tim dan penyelenggara. Ditambah lagi honor sejumlah penasehat/konsultan WRC Indonesia yang jumlahnya lumayan besar. Belum lagi racing fuel Shell sebanyak 2.450 liter yang tak jadi terpakai di pelabuhan di Surabaya. Kabarnya total nilainya mencapai Rp 1 miliar.
Persoalan makin berlarut-larut karena BMI tak juga memberi kepastian pelunasan kewajibannya tersebut. Bahkan Murray sampai datang ke Jakarta awal Oktober lalu untuk memperoleh kepastian waktu pembayaran.
Penulis/Foto: Bud, Toncil, Bim / Toncil. Salim, F.Yosi
Editor | : | Editor |
KOMENTAR