|
|
|
OTOMOTIFNET - Motorsport can be dangerous.' Itulah slogan yang harus dipahami benar oleh siapapun yang berkecimpung di dunia balap. Kejadian-kejadian fatal bisa terjadi bukan saja hanya di event resmi, namun juga dalam latihan. Contohnya seperti kejadian dalam latihan ke-5 yang digelar oleh Speed Addict Off-roader Society (SAORS) di Dawuan, Cikampek, Jabar (17/7).
Dalam latihan tersebut, kejadian paling parah dialami oleh pasangan Hardy Sitorus/Rendy di special stage (SS) 3 yang merupakan kebalikan dari SS1 dan 2. Kejadiannya, mobil rolling di udara 2 kali setelah melewati satu obstacle jumping dan akhirnya mendarat dengan moncong mobil duluan.
Menurut Hardy, sang driver, mobil tergolong enak dan kencang. Wajar saja karena mesin 6 silinder berkapasitas 4.500 cc dengan rasio kompresi 13,5:1 yang terpasang sudah tidak standar. Telah dimodifikasi menggunakan 2 throttle body berukuran 56 mm dan segudang ubahan di internal mesin. Masih ditambah penggunaan girboks close ratio dari Albins Offroad Gear.
Saat keluar tikungan, 200 meter menjelang jumping, Hardy bisa menggunakan gigi 4. "Saya memang rencana mau late braking, tapi ternyata telat dan rem sedikit bermasalah. Makanya saya terbang tinggi banget," ucap Hardy yang tak cedera sedikitpun.
Padahal skenarionya tidak demikian karena setelah jumping, treknya berbelok ke kanan, tergolong patah. Bahkan untuk ‘terbang' sekalipun, tidak ada dalam kamus Hardy dan diakui kalau dirinya tidak suka ‘terbang'.
Beruntung, rollbar pada mobil Jeep Wrangler TJ bertenaga 250 dk (on engine) tersebut sangat kokoh. Desainnya meniru mobil-mobil yang berlaga di WRC (world rally championship). Menurut Noornoviandy Sardjan, atau lebih akrab dipanggil Ovi Sardjan, mesin tersebut merupakan salah satu dari 6 mesin kencang yang pernah dibuat oleh bengkel KSNusa.
Menanggapi kejadian yang dialami Hardy, Kemal Agusmula Bachrie, punggawa bengkel KSNusa bilang kalau semua hal yang terlibat memiliki porsi kesalahan. "Driver, bengkel dan pembuat trek. Tidak bisa dibilang kalau hal itu mutlak kesalahan satu pihak saja," ujarnya.
Seperti pembalap, kesalahan mungkin karena terlena mobil yang enak. Atau bengkel kesalahan saat preparasi mobil, bahkan pembuat trek sekalipun.
Mengenai trek, Kemal memiliki usul, sebaiknya jika akan dibuat 2 arah, semua rintangan dibuat sama. Contoh, dalam superbowl yang membuat Hardy jungkir balik, sudut kelandaian pada kedua sisinya tak sama. Sehingga ketika dipakai dalam arah terbalik menjadi berbahaya. "Kalau seperti SS1 dan 2, mau kecepatan seperti apapun mobil tidak akan terbang tinggi," seru Kemal.
Kejadian Hardy menjadi satu contoh penting kalau safety harus dinomorsatukan dalam setiap kegiatan motorsport. "Dalam latihan saja, saat shakedown harus sudah pakai racing suit. Semua perangkat keselamatan disamakan seperti saat event resmi. Karena kita tidak tahu akan terjadi apa," ucap TB Adhi yang mampu menjadi tercepat dalam latihan tersebut.
Penulis/Foto: Toncil / Ovi Sardjan, Toncil
Editor | : | Editor |
KOMENTAR