Mesin ini diklaim punya power puncak hingga 190 hp di 13.000 rpm dan torsi mencapai 83 ft-lb. Torsi ini mulai terasa sejak 6.000 sampai 9.750 rpm. Sama seperti pendahulunya, motor ini juga dilengkapi dengan empat pilihan mode berkendara. Ada Rain, Sport, Race and Slick.
Bedanya, penyesuaian banyak dilakukan oleh BMW. Misalnya pada mode rain, tenaga tidak langsung drop. Power maksimal tetap bisa dirasakan, tapi torsi pada 2.500 sampai 8.000 rpm disetting halus agar pengendara tetap aman saat ngebut.
Istimewanya, pada mode slick atau mode yang siap turun balap, disematkan juga dengan launch control terbaru. Sama seperti tunggangan balap sekelas WSBK atau MotoGP, launch control membantu memaksimalkan akselerasi saat melakukan start. Torsi puncak akan dikonsentrasikan pada roda belakang, rider tinggal fokus mengkontrol akselerasi saat start dengan membuka tuas kopling tanpa menghiraukan bukaan gas yang terlalu besar atau kecil.
Sedang suspensinya diracik istimewa. BMW mengklaim motor ini jadi yang pertama mengusung Dynamic Damping Control (DDC). DDC ini lebih canggih dari Electronic Suspension Adjustment systems (ESA) yang pernah diluncurkan BMW. Pasalnya penyesuaian karakter suspensi ESA harus diaktifkan lewat tombol, sedang pada DDC penyesuaiannya bisa dilakukan secara otomatis.
Sokbraker ini terintegrasi dengan engine control unit dan sensor box, yang artinya terhubung juga dengan perangkat Antilock Brake System (ABS) dan traction control. Data yang diterima dari sensor box langsung dikirim ke sokbraker yang kemudian bekerja mengeraskan atau melembutkan redaman dengan mengatur katup kekerasan atau damping valve.
Semua fitur ini disempurnakan dengan bobot keseluruhan motor yang lebih ringan dari BMW S1000RR, sunat berat badan diperoleh berkat aplikasi pelek tipe forget dan knalpot titanium yang jauh lebih ringan dari versi standarnya. Sayangnya, secara desain hampir tidak ada bedanya dengan BMW S1000R, fairing dan desain lainnya masih mirip-mirip. (motorplus-online.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR