OTOMOTIFNET - Kali ini kita akan coba cari tau hal-hal lain yang juga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem Fuel Injection. Untuk itu kita tanyakan saja pada ahlinya, ya.
Hayoo dibantu ya..prok..prok..jadi apa?
Masih berkaitan dengan bahan bakar, biasanya lantaran ingin berhemat, tak jarang pemilik motor injeksi memutuskan untuk tetap menggunakan Premium.
“Sebenarnya pakai Premium tidak masalah. Karena umumnya motor-motor injeksi yang diproduksi di sini (Indonesia) dirancang bisa menggunakan Premium. Asalkan kualitasnya bagus,” bilang Handy Hariko, senior manager technical service division PT Astra Honda Motor (AHM).
Sayangnya, bensin dengan kualitas yang dimaksud terkadang sulit ditemui. Terutama di daerah.
Sehingga banyak yang coba mengaplikasi octane booster agar performa mesin bisa lebih baik kayak pakai Pertamax atau bensin beroktan setara.
Memang sih, tidak masalah juga, namun ternyata berdasarkan hasil riset pabrikan, ada beberapa peningkat oktan BBM yang dalam jangka waktu lama dapat mengacaukan kinerja fuel inejction.
“Sebenarnya gak ada larangan menggunakannya (octane booster). Asalkan pastikan dulu kalau produk tersebut berfungsi dengan benar."
"Maksudnya efektif untuk meningkatkan oktan, namun tidak menimbulkan residu saat larut dalam bensin."
"Karena biasanya zat pewarna yang dipakai akan tertingal di filter sehingga membuat aliran bensin tersumbat."
"Parahnya lagi bila mengerak di dinding dalam pipa dan injektornya," jelas Muhamad Abidin, manager technical department service division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
Kalau sampai mengerak di saluran injektor, lanjut Abidin, spray quality-nya (kualitas semprotan) bakalan kurang mengabut sempurna alias masih dalam bentuk partikel yang besar.
Meski volumenya sesuai. "Sehingga jadi akan sulit dimixing (dicampur) dengan udara, yang efeknya membuat pembakaran jadi kurang sempurna," tambahnya.
Ciri-ciri yang kerap ditemui jika sampai terjadi hal tersebut antara lain mesin jadi susah dinyalakan, lari motor ndut-ndutan atau mbrebet, konsumsi bensin boros, emisi gas buang buruk dan performa mesin ngedrop.
Selain itu, tak sedikit pula para pemilik motor jenis ini ketika ingin meningkatkan performa dapur pacunya, filter udara lantas dilepas.
Dengan sasaran untuk mendapatkan debit udara yang lebih banyak setelah suplai bahan bakar ditambah lewat penyetelan CO. Terutama di Yamaha V-Ixion.
“Dengan tidak adanya filter, otomatis udara yang umumnya bercampur debu akan masuk ke dalam throttle body hingga ke ruang bakar tanpa ada penyaringan."
"Akibatnya bisa ditebak, kotoran tersebut bisa nempel di dalam throttle body (TB) yang lama-lama akan menjadi kerak atau membuat dinding silinder baret,” tukas Abidin.
Nah, jika sampai kerak tersebut bersarang di lubang TB, terutama di seputar katup kupu-kupu, akan membuat gerak katup tersebut jadi terganjal.
Akibatnya, stasioner mesin jadi tidak rata (kasar/bergetar) atau suka meninggi sendiri.
Sudah mengerti?
Penulis/Foto: DiC / F.Yosi, Aant
Editor | : | Editor |
KOMENTAR