Api gede dari koil biasanya butuh suplai campuran gas lebih |
OTOMOTIFNET - Ada beberapa cara untuk mendongkrak performa tunggangan kesayangan. Salah satu caranya model mix & match. Nah, pada kesempatan ini kita coba kombinasi yang ringan-ringan dulu. Yaitu knalpot racing dan koil high performace aftermarket. Untuk knalpot, kita coba pilih saluran gas buang bikinan lokal dari Paddock Speed Clinic (PSC) asal Kebon Jeruk, Jakbar. Harganya lumayan bersahabat, yakni Rp 850 ribu.
Dari hasil pengujian terpisah dibanding beberapa produk lain, pakai motor sama (Ninja 150RR standar pabrik yang jarak tempuhnya baru 21 ribu km), knalpot ini mampu menghasilkan performa cukup baik (baca Hal.20). Yakni mampu mengerek power standar 26,14 dk/10.200 rpm jadi 28,14 dk di putaran 10.250 rpm. Sedang torsi standar 20,28 Nm/ 8.700 rpm berhasil dinaikkan 0,2 Nm jadi 20,48 di 9,250 rpm.
Lantas bagaimana bila knalpot itu digabung koil racing? Produk koil yang dipakai seperti yang diuji terpisah (baca Hal.52), yaitu Andrion MCM 2A dan Protec Ultimate. Nah, bila hanya menggunakan koil aftermarket saja power dan torsi mesin malah turun, seperti apa hasilnya kalo dikombinasi knalpot tanpa mengubah settingan mesin?
Mula-mula koil yang disandingkan Andrion MCM 2A. Pengujiannya juga dilakukan di atas mesin dyno Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport (SM). Saat digeber pada gigi 4 mulai putaran 4.000 rpm hingga 11.500 rpm, terukur kombinasi ini mampu mengerek tenaga mesin hingga 28,82 dk di 10.400 rpm. Sedang torsi puncak melonjak jadi 20,76 Nm di 9.300 rpm.
Penggunaan knalpot ini saja mampu mengerek tenaga 2 DK |
Artinya koil ini masih mampu meningkatkan power mesin 0,62 dk lebih tinggi dibanding hanya pakai knalpot PSC saja. Begitu pula terhadap torsi, berhasil ditingkatkan lagi sebanyak 0,28 Nm.
Lalu koil coba diganti pakai Protec Ultimate seharga Rp 180 ribu. Hasilnya, tenaga puncak Ninja 150RR melonjak jadi 28,50 dk di 10.400 rpm. Sedang torsi maksimum naik jadi 20,70 Nm yang diraih pada putaran 9.100 rpm. Produk ini pun masih mampu mengerek tenaga sebanyak 0,30 dk dibanding hanya pakai knalpot PSC saja. Sedang torsi masih bisa dikoreksi lagi sebanyak 0,22 Nm.
“Kalau dikombinasi CDI dengan kurva pengapian lebih advance, pasti kenaikkan powernya akan lebih banyak lagi,” komentar Iman, mekanik SM yang mengaku sudah sering menangani upgrade performa Ninja 150RR.
Oh iya, menurut Heri dari PT Trimentari Niaga (TN), produsen otak pengapian merek BRT, dari pengujian dyno yang dilakukan BRT pada Ninja 150RR yang mesinnya sudah diup-grade plus pakai knalpot racing, penggunaan CDI BRT I-Max programmable mampu mengerek tenaga motor dari 28 dk (masih pakai CDI standar) jadi 31 dk.
Penulis/Foto: DiC / Andhika
Editor | : | Editor |
KOMENTAR