Sesuaikan cara bawa dengan putaran mesin
“Kerja mesin menjadi lebih berat. Komponen aus,” ungkap M. Subhan, Manager Technical Service Division dari PT Astra Honda Motor (AHM).
Tengok komponen yang berisiko aus dan cepat rusak karena teknik berkendara salah kaprah. “Tactics berkendara yang jelak bisa mempercepat usia pakai sampai lebih 10 per- sen masa pemakaian normal,” kata Toni Purnama, Head Instruktur Safety Riding from PT Wahana Makmur Sejati.
Misalnya, perlakuan pada saat lampu merah posisi gigi tertinggi. Ketika masuk lampu hijau, pengendara langsung tancap gas. Akibatnya karena putaran mesin tidak sesuai dengan perbandingan gigi. “Pembakaran mejadi enggak sempurna. Mesin belum mencapai putaran ideal. Akhirnya banyak kerak menumpuk. Ini akan mempercepat gejala ngelitik. Efeknya ke piston,” kata M. Subhan
Kondisi seperti ini bisa merembet ke kampas kopling. Beban yang berat bikin gesekan antara pelat dan kampas berlebihan. Juga dapat mengakibatkan rantai jadi mudah aus. Hentakan keras karena tidak seimbangnya antara torsi dan kecepatan.
Ada juga kebiasaan memindahkan gigi tinggi langsung ke gigi rendah. Akibatnya ada hentakan besar terus menerus. Dampaknya, bikin rantai keteng dan klep aus.
Secara enggak sadar, kaki menginjak tuas rem belakang. Berarti kampas rem terus bergesekan dengan teromol. Begitu juga arus dari aki yang akan terus bekerja secara otomatis menyalakan lampu rem belakang. Akhirnya aki tekor dan bisa jadi teromol hangus karena diajak bergesekan terus.
Ada juga kebiasaan seenaknya melibas jalan keriting atau polisi tidur. Beban berlawanan mengagetkan langsung diterima sokbreker. “Ini fatal. Usia sok jadi pendek,” tambah Made Surya, Instruktur Safety Riding AHM.
Cara bawa dengan gas dientak dan pengereman keras, juga bisa bikin gesekan antara aspal dan ban jadi lebih kuat. Gaya seperti ini bikin kompon dan alur ban cepat habis. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR